Sunting: Menjelajah Jejak Perempuan Penggerak Perubahan Bangsa
FeatureNewsHot
Redaktur: Redaksi

Pameran bertajuk SUNTING: Jejak Perempuan Indonesia Penggerak Perubahan, Museum Nasional Indonesia. Foto : MNI

Jakarta,tvrijakartanews – Perempuan Indonesia telah lama menjadi bagian penting dalam sejarah perjuangan dan pembangunan bangsa. Lewat pameran bertajuk SUNTING: Jejak Perempuan Indonesia Penggerak Perubahan, Museum Nasional Indonesia mengajak publik menyusuri peran, kontribusi, dan narasi perempuan dari berbagai era dan latar belakang budaya.

Pameran ini resmi dibuka oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, dan dihadiri oleh sejumlah pejabat negara, termasuk Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, serta tokoh nasional lainnya.

Dalam sambutannya, Fadli Zon menekankan bahwa pameran ini adalah bentuk reflektif dan partisipatif dalam merayakan kontribusi perempuan bagi sejarah dan masa depan Indonesia. “Pameran ini membawa kita menelusuri perjalanan memahami peran penting perempuan dalam membentuk sejarah bangsa melalui suara, ekspresi, dan karya,” ujarnya.

Pameran SUNTING tidak hanya menghadirkan artefak sejarah, tetapi juga menjadi ruang dialog dan kesadaran kolektif mengenai pentingnya keadilan dan kesetaraan gender. “Kami ingin agar publik tidak hanya menjadi penonton, tetapi turut menjadi bagian dalam percakapan yang lebih besar tentang masa depan kesetaraan dan keadilan gender di Indonesia,” kata Indira Nurjadin, Direktur Eksekutif Museum dan Cagar Budaya.

Secara simbolik, “sunting” dalam tradisi Nusantara adalah hiasan kepala perempuan yang melambangkan martabat dan identitas. Dalam konteks ini, sunting menjadi metafora untuk menyusun ulang narasi sejarah dari sudut pandang perempuan—suatu upaya untuk merestorasi ingatan kolektif bangsa.

Pameran ini terbagi menjadi tiga zona utama:

  • Zona 1: Perempuan, Kekuasaan, dan Perlawanan
  • Zona 2: Perempuan, Penggerak Sejarah
  • Zona 3: Perempuan, Pembangun Peradaban

Selain tokoh-tokoh individu, pameran ini juga menyoroti 17 organisasi perempuan yang memainkan peran penting dalam sejarah perjuangan kolektif perempuan Indonesia.

Beragam artefak ditampilkan—mulai dari arsip, karya sastra, tekstil, artefak etnografi, karya seni, hingga dokumentasi visual dan performatif—yang seluruhnya merefleksikan perjalanan perempuan Indonesia lintas zaman.

“Jadi saya berharap pameran ini mampu memperkokoh kesadaran kolektif mengenai pentingnya kesetaraan, keberagaman, dan keadilan, serta membangkitkan semangat untuk terus menghormati, memberdayakan, dan merayakan perempuan dalam kehidupan berbangsa dan berbudaya,” tutur Fadli Zon.

Pameran ini terbuka untuk umum dan akan berlangsung hingga Juli 2025. Lebih dari sekadar ruang pamer, SUNTING adalah undangan untuk merenung, menghargai, dan melanjutkan perjuangan perempuan sebagai penggerak perubahan Indonesia.