
Sejumlah Ibu-ibu di Desa Bandung, Kecamatan Banjar, sedang melakukan tumbuk lesung ( Sumber : Tb Agus Jamaludin )
Pandeglang, tvrijakartanews - Di tengah derasnya arus modernisasi dan kemajuan teknologi, warga Desa Bandung, Kecamatan Banjar, Banten, terus berupaya menjaga dan melestarikan kesenian tradisional lesung, sebuah warisan budaya leluhur yang kini semakin langka dijumpai.
Kesenian lesung, yang dahulu digunakan sebagai alat untuk menumbuk padi, kini berkembang menjadi bentuk pertunjukan musik tradisional. Dengan menggunakan alat utama berupa lesung (alu besar dari kayu) dan alu (alat penumbuk), para warga menghasilkan irama khas yang berpadu secara harmonis. Biasanya dimainkan oleh para ibu-ibu, kesenian ini kerap ditampilkan saat panen raya atau dalam acara-acara adat desa.
Kepala Desa Bandung, Wahyu Kusnadiharja, menjelaskan bahwa tradisi ini telah diwariskan secara turun-temurun.
"Hingga saat ini, ibu-ibu di desa Bandung ini masih melestarikan ada yang namanya seni budaya keketrokan, yang dahulunya biasa digunakan pada saat mau ada hajatan. Sambil tepung, sambil coret-coret wajah dan lain sebagainya, " kata Wahyu , kepada wartawan, Sabtu (12/07/2025).
"Dan hingga saat ini masih di pertahankan sebagai adat istiadat dan pelestarian seni adat dan budaya yang ada di Desa Bandung," sambung Wahyu.
Untuk menjaga keberlangsungan kesenian ini, pemerintah desa bersama Kelompok Sadar Wisata menggelar pelatihan rutin bagi generasi muda. Kegiatan ini bertujuan menumbuhkan kecintaan terhadap budaya lokal sekaligus menghindarkan mereka dari keterasingan budaya sendiri.
"Orang tua yang ada sekarang itu kami seakan agar memberikan edukasi kepada anak cucu nya. Kemudian dengan dilestarikannya lesung ini, dihadirkan di agrowisata bukit sinyonya ini, itu adalah langkah strategis kami untuk melakukan edukasi kepada anak-anak di zaman sekarang, " ujar Wahyu.
Selain menumbuhkan kecintaan terhadap budaya lokal, lanjut Wahyu, juga untuk memperkenalkan alat-alat yang digunakan pada zaman dahulu. Mulai dari nama, penggunaan, sampai dengan pelestarian budayanya.
"Itu kami edukasi masyarakat khususnya anak-anak muda yang ada di Desa Bandung. Karena kesenian lesung ini bukan hanya bermain musik, melainkan sejarah yang ada di Indonesia," pungkasnya.
Sementara itu, salah seorang warga yang kerap ikut dalam latihan kesenian lesung, susi, mengaku sudah sejak lama ikut dalam kelompok seni lesung desa Bandung ini.
"Alhamdulillah sudah lama ikut latihan lesung ini, sekaligus saya memberi contoh kepada anak muda zaman sekarang untuk tetap melestarikan budaya lesung ini," kata Susi.
Biasanya, permainan kesenian musik Lesung ini di mainkan oleh 11 orang, masing-masing memiliki perannya. Khususnya dari segi ketukan musik.
"Kami di desa Bandung sudah memiliki 2 lagu dari kesenian musik lesung ini, yang pertama keletrokan dan kedua Mars Desa Bandung. Ini upaya kami agar kesenian lesung ini tidak punah," tutupnya.
Dengan semangat gotong royong dan cinta budaya, warga Desa Bandung membuktikan bahwa tradisi bisa tetap hidup dan relevan di era modern. Kesenian lesung pun kini tak hanya menjadi warisan masa lalu, tetapi juga aset budaya yang terus berdenyut di tengah masyarakat.