Toleat, Alat Musik Tradisional di Pandeglang yang Harus Dilestarikan
FeatureNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Toleat, Alat Musik Tradisional di Pandeglang Yang Harus Dilestarikan

Pandeglang, tvrijakartanews - Toleat merupakan alat musik tiup tradisional khas masyarakat Sunda termasuk di Kabupaten Pandeglang, khususnya di Kelurahan Juhut, yang biasa dimainkan oleh petani serta gembala.

Pengurus panggung seni Kebon Juhut, Moh Aminuddin mengatakan, jika toleat termasuk alat musik tradisional langka yang terbuat dari bahan bambu, karena jarang sekali ditemukan.

"Kalau untuk alat musik toleat sendiri memainkannya dengan cara ditiup yang terbuat dari bambu, ada 4 lubang seperti suling biasa namun sedikit lebih pendek akan tetapi memiliki magis tersendiri. Dan dari dulu memang sudah ada bahkan sampai saat ini pelaku atau pengrajin sekaligus pemainnya juga masih ada, salah satunya di Desa Cinyurup," kata Aminudin saat ditemui dilokasi Pandeglang, Banten, Kamis, 15 Agustus 2024.

Aminuddin mengatakan, alat musik toleat sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu dan berfungsi untuk menghibur diri dan dimainkan secara individu, dimainkan oleh penggembala atau mereka yang sedang mengisi waktu kosong di kebun atau di sawah.

"Menurut penuturan dari pengrajin toleat sendiri, sejarah toleat itu sudah ada pada tahun 1970 dan memang alat musik toleat itu dinikmati untuk yang memainkannya sendiri. Seperti halnya suling dan karinding, musik-musik yang tumbuh dan lahirnya di ladang,"jelasnya.

Lebih lanjut, kata dia ,bahwa toleat termasuk alat musik yang jarang sekali ditemukan apalagi dijual untuk umum. Namun begitu, kata dia, jika ada masyarakat yang ingin membelinya harus memesan terlebih dahulu.

"Kalau pembuat, pengrajin, dan pemain toleat, masih ada di Desa Cinyurup. Dan untuk penjualannya sendiri belum dijual bebas, hanya jika ada pemesanan yang datang baru dibuatkan toleat. Sementara untuk harganya, masih relatif bahkan tidak di patok karena belum diperjualbelikan secara luas,"ucapnya.

Untuk itu ,dia menambahkan untuk melestarikan alat musik tersebut pihaknya  akan mengadakan kegiatan pagelaran seni budaya di panggung seni Kebon juhut pada bulan September mendatang.

"Kita sekarang sedang menggagas untuk di bulan September, kita akan membuat event yang namanya Pekan Kebudayaan Juhut yang akan kita fokuskan untuk objek kemajuan kebudayaan itu sendiri salah satunya kesenian, pengetahuan kebudayaan tradisional, olahraga tradisional, serta ekonomi kreatifnya. Karena di Kelurahan Juhut sendiri, ada sebanyak 8 sanggar kesenian yang lahir disini," tegasnya

Dirinya berharap, agar Pemerintah Kabupaten Pandeglang membuka mata untuk melestarikan kebudayaan-kebudayaan tradisional di Pandeglang.

"Harapan kami kepada pemerintah, agar bisa melek dan memberdayakan lagi potensi-potensi yang memang ada di Kabupaten Pandeglang. Karena masih banyak objek-objek kebudayaan yang harus dilestarikan dan kita jaga,"pungkasnya.