Mengulik Rasa Laksa Khas Tangerang yang Kaya Rempah Indonesia
FeatureNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Foto : Dokumentasi Isty/TVRI. Seporsi laksa khas Tangerang lengkap dengan taburan daun kucai dan kacang hijau

Tangerang, tvrijakartanews - Sajian laksa di Indonesia kerap kali ditemukan di wilayah pecinan yang kuat akan akulturasi masyarakat Tionghoa dengan Melayu seperti di wilayah Jakarta, Bogor, Medan, dan Banjar.

Biasanya makanan itu disajikan dengan kuah kaldu seafood yang dipadukan dengan mie atau bihun, dengan rasa yang sedikit asam. Namun, Laksa khas Kota Tangerang bisa dibilang berbeda dengan laksa yang ada di wilayah lain.

Sajian laksa di wilayah Tangerang sendiri merupakan akulturasi antara warga setempat dan warga tionghoa yang kini disebut dengan cina benteng. Laksa khas Tangerang tidak memakai mie atau bihun biasa, para pedagang biasanya membuat mie sendiri yang terbuat dari beras.

Mereka mengolah beras menjadi tepung yang kemudian dibuat adonan agak cair dan dibentuk seperti mie biasa.Atin atau yang biasa dipanggil Kang Bewok merupakan salah satu pedagang Laksa yang sudah berjualan sejak 30 tahun silam, dia mengatakan untuk mendapatkan tekstur mie laksa yang pas, dibutuhkan beras pera atau beras yang jika dimasak menjadi nasi yang tidak pulen.

Pemilihan beras jenis ini dikarenakan tekstur mie laksa sendiri tidak terlalu kenyal dan mudah dikunyah. Oleh karena itu, para pedagang membuat sendiri mie laksa karena memiliki standar dan cara masing-masing.

"Kita pedagang laksa pasti bikin sendiri mie nya, makanya susah banget kalau cari yang udah jadi di pasar, malah kayaknya gak ada. Ini berasnya juga harus beras yang pera, bukan yang pulen. Kalau pulen nanti jadi lembek, mie laksa kan agak keras tuh gak kenyal kayak mie kuning kan," ujar Kang Bewok.

Untuk kuahnya sendiri, Laksa khas Tangerang memiliki kuah kuning yang mirip dengan kuah kari. Rasa ketumbar dan kunyit paling menonjol saat pertama kali menyesap kuahnya, kemudian disusul rasa gurih dari santan.

Secara umum, rasanya mirip perpaduan antara kari dengan kuah opor, namun ada sedikit rasa kasar dari kacang hijau yang dihaluskan. Berbeda dengan laksa peranakan lainnya, laksa Tangerang justru memakai kaldu ayam sebagai bahan dasar kuah.

Sementara untuk isiannya, biasanya dalam satu porsi laksa sudah termasuk tahu goreng dan juga potongan kentang. Sebagai pelengkap, tak lupa irisan daun bawang dan daun kucai ditabur sebagai pelengkap rasa.

"Kalau laksa Tangerang ini dia pakai kaldu ayam, ditambah kacang ijo. Ada pedagang yang kuahnya direbus sama kacang ijo, ada juga yang dipisah jadi ditambahn belakangan sama yang paling penting itu daun kucai.

Biasanya tuh udah pakai tahu cokelat ya, tapi bisa juga minta tambah pakai ayam, atau telor sesuai selera," lanjutnya.

Soal resep laksa, biasanya pedagang laksa mendapatkannya turun temurun dari keluarga. Lebih dari dua dekade lalu, pedagang laksa masih menjamur di wilayah Tangerang. Mereka biasanya menjajakan laksa dengan gerobak dorong, dari kampung ke kampung.

Uniknya, meski laksa merupakan makanan berkuah kental dengan rasa rempah yang cukup kuat, makanan ini juga disajikan saat pagi hari.

"Kalau saya dulu juga jualan pakai gerobak, dulu masih banyak dari Sepatan, Pakuhaji, sampai Cikupa dan Balaraja juga masih ada yang keliling. Tapi kalau sekarang sudah jarang yang jual keliling. Paling mangkal aja di satu tempat," ujarnya.

Untuk bisa mencicipi seporsi laksa khas Tangerang bisa mengunjungi Kawasan Kuliner Laksa, Jalan Mochammad Yamin Nomor 113, RT 01, RW 04, Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.

Ada kurang lebih sepuluh pedagang laksa berjejer di kawasan ini. Selain itu, pedagang laksa khas Tangerang juga bisa ditemui di sepanjang kawasan Lapas Perempan Klas II Tangerang.