PPI Jerman Gelar Konferensi ICONIC 2024, Ini Pembahasannya
NewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman (PPI Jerman) menggelar kegiatan International Conference of Integrated Intellectual Community atau Konferensi ICONIC di Göttingen, Jerman

Tangsel, tvrijakartanews - Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman (PPI Jerman) menggelar kegiatan International Conference of Integrated Intellectual Community atau Konferensi ICONIC di Göttingen, Jerman pada 4 hingga 6 September 2024 lalu.

Salah satu tema dalam kegiatan yang digelar  membahas dekarbonisasi keberlangsungan pembangunan dan ekonomi Indonesia.

Tema besar yang diambil yakni Transformation for Low-Carbon-Development (LCD). Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Laksmi Dhewantari mengatakan, untuk mewujudkan LCD dibutuhkan pembiayaan yang cukup besar hingga dibutuhkan kontribusi seluruh pihak yang terlibat.

"Kami membutuhkan dukungan dan kontribusi dari semua bagian dan komunitas untuk membangun tata kelola dan sistem yang baik demi mewujudkan tujuan ambisius tentang pembangunan rendah karbon," ungkap Laksmi dalam keterangan yang diterima, pada Kamis (19/9/2024).

Kegiatan itu turut memunculkan gagasan strategi mewujudkan program keberlanjutan pembangunan dan ekonomi rendah karbon untuk Indonesia ke depannya. Ia mencontohkan, diskusi topik dekarbonisasi dari perspektif perusahaan dan stakeholder inovatif di berbagai bidang.

Sementara COO Energy Academy Indonesia (ECADIN) Candra Sutomo mengatakan, kegiatan itu melahirkan solusi pembangunan rendah karbon yang diterima dan diterbitkan dalam Book of Abstract bercap ISBN.

Karya tersebut dibagi menjadi 4 bidang studi. Bidang-bidang tersebut antara lain, Technological Innovation for LCD, Economic and Social Implication of LCD, Political Economy of LCD within Global North and Global South Dynamics, dan LCD of Built Environment.

“CCS (Carbon Capture Storage) merupakan bagian dari strategi mencapai emisi nol bersih. Tanpa CCS, biaya untuk mencegah kenaikan rata-rata temperatur dunia akan naik lebih dari dua kali lipat.”  ujarnya.

Tak hanya itu, konferensi tersebut turut melibatkan perwakilan masyarakat adat dalam mewujudkan strategi pembangunan dan ekonomi berkelanjutan yang rendah karbon.

Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Rukka Sombolinggi mengungkap pentingnya menjaga hutan dan biodiversitas di Indonesia dalam mewujudkan rendah karbon bagi Indonesia ke depannya.

Karenanya, keterlibatan masyarakat adat menjadi startegi utama dalam menjaga hutan dari ancaman penggundulan saat pembangunan dan ekonomi berlangsung.

"Masyarakat adat memiliki ikatan yang kuat dengan hutan sehingga masyarakat adat memiliki potensi besar untuk menyelamatkan hutan," kata Rukka.