
Ilustrasi rupiah. (Freepik)
Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah ditutup menguat 25 poin atau 0,16 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan mata uang garuda seiring survei konsumen Bank Indonesia (BI) pada September 2024 keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap erjaga.
Dikutip data Bloomberg, rupiah menguat 25 poin atau 0,16 persen menjadi Rp15.629 per dolar AS. Sedangkan data Yahoo Finance rupiah menguat 23 poin atau 0,15 persen menjadi Rp15.616 per dolar AS.
"Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada September 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap terjaga. Hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) September 2024 yang berada pada level optimis, yakni sebesar 123,5," kata Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (9/10/2024).
Ibrahim mengatakan berdasarkan Survei Konsumen BI yang dipublikasikan, Selasa (8/10) menyebut tetap kuatnya keyakinan konsumen pada September 2024 didorong oleh keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan yang tetap optimis.
"Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) September 2024 tercatat masing-masing sebesar 113,9 dan 133,1," ujarnya.
Menurut Ibrahim, pada September 2024, keyakinan konsumen terpantau tetap optimis pada seluruh kategori pengeluaran. Peningkatan IKK tercatat pada responden dengan pengeluaran Rp3,1 juta hingga Rp4 juta.
Selain itu, Konsumsi Masyarakat mengalami peningkatan pada September 2024. Namun, pada periode yang sama tingkat tabungan masyarakat mengalami penurunan.
"Artinya, masyarakat masih cenderung makan tabungan (mantab) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," tuturnya.
Survei Konsumen Bank Indonesia mencatat pada September 2024 rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) tercatat sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 73,5 persen menjadi 74,1 persen.
Sedangkan, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) atau tabungan tercatat sedikit turun dibandingkan dengan proporsi pada bulan sebelumnya yaitu menjadi 15,3 persen dari 15,7 persen.
Dari eksternal, Ibrahim menuturkan Investor berhenti sejenak untuk menilai prospek suku bunga untuk Amerika Serikat. Kalender data AS yang sedikit minggu ini memberikan jeda setelah laporan pekerjaan yang kuat Jumat lalu menyebabkan dolar menguat dan membuat pasar meredam skala penurunan suku bunga yang diharapkan.
Kemudian pada hari Rabu, investor akan mendapatkan risalah rapat Federal Reserve bulan September, yang akan menunjukkan diskusi tentang apa yang pada saat itu tampak sebagai pasar tenaga kerja yang memburuk yang berakhir dengan semua kecuali satu pembuat kebijakan menyetujui pemotongan 50 basis poin.
Namun, data penggajian nonpertanian yang kuat telah membuat pasar menilai kembali ekspektasi penurunan suku bunga Fed dalam waktu dekat. Investor sekarang memiliki sekitar 85 persen peluang penurunan seperempat basis poin yang diperhitungkan.
Kemungkinan kecil Fed akan membiarkan suku bunga tidak berubah, alat CME FedWatch menunjukkan. Laporan Indeks Harga Konsumen AS bulan September pada hari Kamis akan menjadi bagian utama data minggu ini.
Ibrahim memperkirakan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.610 - Rp15.730.