Bahas Penanganan Ketimpangan Sosial di Jakarta, Kun: Pentingnya Strategi Bukan Sekedar Bantuan Sosial
Cerdas MemilihNewsHot
Redaktur: Crypto Hermawan

Bahas Penanganan Ketimpangan Sosial di Jakarta, Kun: Pentingnya Strategi Bukan Sekedar Bantuan Sosial. Foto : YouTube KPU Jakarta

Jakarta tvrijakartanews - Dalam pembahasan penanganan ketimpangan sosial dalam debat kedua Cagub-cawagub, Cawagub Jakarta nomor urut 2, Kun Wardana Abiyoto mengungkapkan bahwa untuk mengatasi permasalahan ini, Abiyoto menekankan pentingnya strategi yang lebih dari sekadar bantuan sosial.

Berdasarkan survei indef soal Penanganan Ketimpangan Sosial tahun 2023 menyatakan bahwa di Jakarta terdapat 26,1 persen penduduk kelas menengah, sementara penduduk menuju kelas menengah mencapai 52,1 persen. Mereka saat ini terhimpit oleh daya beli yang semakin menurun.

Terkait itu, Kun mengatakan, langkah pertama yang perlu diambil adalah memastikan penduduk dapat memperoleh pendapatan yang layak. Ia perlu menciptakan lapangan pekerjaan bagi semua warga Jakarta.

"Yang pertama adalah bagaimana mereka bisa mendapatkan pendapatan yang layak, ya. Jadi, kita perlu memberikan lapangan pekerjaan bagi semua warga DKI Jakarta. Itu yang pertama," kata Kun dalam acara debat kedua di BCIS, Ancol, Jakarta Utara, Minggu (27/10/2024) malam.

Kemudian, ia mengatakan, penyesuaian Upah Minimum Provinsi (UMP) dengan survei Kebutuhan Hidup Layak (KHL) menjadi prioritas.

Karena menurutnya, hanya mengandalkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi tidak cukup, karena harga bahan pokok yang meningkat mengancam kemampuan mereka untuk hidup layak.

"Yang kedua, mereka juga harus mendapatkan pendapatan yang layak, yaitu dengan UMP yang disesuaikan dengan survei kebutuhan hidup layak (KHL). Karena kalau kita hanya melihat dari pertumbuhan ekonomi dan juga inflasi," kata Kun.

"Kekhawatirannya adalah dengan meningkatnya harga bahan pokok sehingga mereka tidak bisa hidup dengan layak. Untuk itu, survei kebutuhan hidup layak itu menjadi sangat penting," sambungnya.

Selain itu, Kun juga menyoroti dukungan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui program 'Akademi Independen', yang menawarkan pelatihan gratis untuk meningkatkan produktivitas.

Dirinya ingin memberikan perhatian kepada semua kalangan, termasuk ibu-ibu, yang memiliki potensi besar.

"Yang ketiga, kita juga ingin mendorong para UMKM untuk bisa produktif, dan kita memiliki program yang namanya Akademi Independen, yang akan memberikan dukungan pelatihan bagi mereka secara gratis, ya," kata Kun.

"Karena mereka ini adalah orang-orang yang perlu didukung. Kalau kita melihat ibu-ibu atau emak-emak, ya, ini juga bisa sangat produktif," sambungnya.

Ia juga mengatakan, ada juga program 'Warung Independen' juga diluncurkan untuk memfasilitasi interaksi dan kolaborasi antar pelaku UMKM.

Selain itu, dukungan pemodalan dan akses ke dunia digital diharapkan dapat membuka peluang baru bagi mereka.

"Kita ingin memberikan perhatian, baik secara online maupun offline, dengan program bernama Warung Independen. Mereka bisa berinteraksi dan berkolaborasi di sini," jelas Kun.

Dengan strategi yang komprehensif ini, Kun berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau warga Jakarta dan mengatasi ketimpangan sosial yang ada.

"Juga ada pemodalan-pemodalan yang bisa mendukung best practice agar mereka bisa menjadi UMKM yang sangat produktif. Potensi dunia digital ini membuka peluang-peluang bagi mereka untuk bisa kreatif dan mendapatkan penghasilan yang layak di DKI Jakarta," tambahnya.