BMKG Prediksi Fenomena La Nina Berlanjut hingga Maret 2025
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

BMKG Prediksi Fenomena La Nina Berlanjut hingga Maret 2025. Foto : Tangkapan layar Zoom BMKG

Jakarta, tvrijakartanews - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan fenomena La Nina akan berlangsung hingga Maret 2025, yang dapat menyebabkan peningkatan curah hujan di Indonesia.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menjelaskan, bahwa cuaca di Indonesia dipengaruhi oleh gangguan iklim di Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.

Di Samudra Pasifik, fenomena ini dikenal sebagai ENSO, sedangkan di Samudra Hindia disebut Indian Ocean Dipole (IOD).

"Saya menyampaikan perkembangan gangguan iklim di Samudra Pasifik dan di Samudra Hindia. Di Samudra Pasifik kita beri istilah gangguan iklim Enso dan di Samudra Hindia kita beri istilah gangguan iklim IOD," kata Dwikorita dalam konferensi pers dengan tema 'Climate Outlook 2025' via zoom, Senin (4/11/2024) sore.

Untuk diketahui sebelumnya, menurut BMKG, La Nina adalah fenomena pendinginan suhu muka laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur. La Nina terjadi akibat interaksi antara atmosfer dan permukaan laut di Pasifik tropis.

Lebih lanjut ia mengatakan, pengaruh gangguan iklim ini terus dipantau. Di Samudra Pasifik, gangguan iklim ENSO menunjukkan tanda-tanda La Nina yang lemah dengan indeks bulanan mencapai minus 0,59.

Dwikorita pun menambahkan, bahwa IOD di Samudra Hindia menunjukkan nilai negatif dengan indeks bulanan di angka minus 0,7, menandakan suhu permukaan laut di kedua samudra tersebut di bawah rata-rata normal.

"Sedangkan di Samudra Hindia pantauan IOD menunjukkan negatif dengan indeks bulanan sebesar minus 0,7. Artinya, ini baik Samudra Pasifik dan samudra Hindia suhu permukaan lautnya mendingin di bawah rata-rata suhu normalnya," jelasnya.

Meskipun demikian, Dwikorita mencatat bahwa suhu permukaan laut di perairan Indonesia secara umum lebih hangat, dengan anomali rata-rata pada Oktober sebesar positif 0,69 derajat Celsius.

Ia mengatakan, kondisi La Nina lemah ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga awal 2025, dari November hingga Maret.

"Jadi ini lebih hangat kurang lebih sebesar 0,69 derajat Celcius, kondisi La Nina lemah ini diprediksi akan terus berlanjut hingga awal tahun 2025," kata Dwikorita.

"Umumnya dimulai November dan ini sudah dimulai di bulan November dan diperkirakan akan berlanjut hingga Januari, Februari, Maret," lanjutnya.

Dwikorita juga menyebutkan bahwa fase gangguan iklim ENSO diprediksi akan beralih ke fase netral dan bertahan hingga akhir 2025. Sementara itu, kondisi IOD di Samudra Hindia juga diperkirakan akan kembali netral hingga akhir tahun 2025.

"Sementara itu IOD atau pendinginan di pendinginan suhu muka air laut di bawah rata-rata normalnya di wilayah Samudra Hindia diprediksi akan kembali netral dan terus netral hingga akhir tahun 2025," jelas Dwikorita.