Dharma Bakal Normalisasi Sungai untuk Penanganan Banjir di Perkampungan Padat Dekat Sungai
Cerdas MemilihNewsHot
Redaktur: Crypto Hermawan

Dharma Bakal Normalisasi Sungai untuk Penanganan Banjir di Perkampungan Padat Dekat Sungai. Foto : Achmad Basofi

Jakarta, tvrijakartanews - Calon Gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun, menjelaskan bahwa untuk menghadapi masalah banjir di perkampungan padat yang berada dekat sungai, pihaknya akan melanjutkan program normalisasi sungai yang telah terhenti beberapa waktu lalu.

Menurut Dharma, penanganan banjir harus dilakukan secara terencana dan berkelanjutan, bukan hanya saat air sudah meluap.

Ia mengatakan, normalisasi sungai ini penting untuk mencegah pendangkalan yang terjadi karena program tersebut sempat terhenti pada gubernur periode sebelumnya yang mengakibatkan warga kembali mengeluh.

"Kalau lihat dari kali sudah jelas, program penanganan banjir adalah program normalisasi kembali, kenapa renormalisasi, karena pada periode yang lalu ini terhenti, sehingga pendangkalan sungai atau kali itu terjadi kembali, sehingga rakyat kembali mengeluh," kata Dharma kepada wartawan di Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (7/11/2024).

Ia juga menjelaskan, ketika hujan deras dan ada kiriman banjir, otomatis air akan meluap ke daratan dan bisa mencapai ketinggian 2-3 meter. Ini sangat berbahaya, apalagi dengan kondisi pemukiman yang padat.

"Bahwa ketika hujan debitnya tinggi, ada kiriman banjir, maka otomatis air akan meluap ke atas dan bahkan bisa mencapai 2-3 meter, luar biasa kalau mereka saudara saudara ini masih bisa bertahan di sini," lanjutnya.

Maka dari itu, ia menekankan bahwa normalisasi sungai merupakan proses yang harus dilakukan secara rutin, layaknya menyapu sampah di halaman rumah yang harus dilakukan setiap hari, bukan hanya saat sudah terjadi banjir.

Dengan normalisasi yang terjaga, kedalaman sungai bisa dipertahankan, misalnya sekitar 2 meter, agar air tidak mudah meluap. Ia mengatakan, prinsipnya adalah pemeliharaan yang berkelanjutan. Jangan menunggu banjir datang baru dikerjakan.

"Oleh sebab itu normalisasi akan tetap kami lakukan, prinsipnya normalisasi gini, seperti orang nyapu, nyapu sampah, di depan halaman rumah, dilakukan setiap hari, jangan nunggu, jangan nunggu sudah naik," kata Dharma.

"Paling tidak ada toleransi, misalnya kedalamannya harus 2 meter atau 1,5 meter, standar normal ini harus dipertahankan, jangan nanti kaya pemadam kebakaran, ada banjir lagi baru dikerjain lagi," sambungnya.

"Jadi penanganan rutin akan menghemat biaya jadi itu namanya maintanance, nah ini yang selama ini mungkin dilupakan," jelasnya.

Selain itu, Dharma juga akan membuat pengelolaan lingkungan yang lebih komprehensif, seperti penanaman pohon di kawasan hutan kota yang berfungsi untuk menyerap air hujan, serta pembangunan fasilitas waduk kering seperti "kolam pipi monyet" yang dapat menampung air kiriman banjir.

Ia mengatakan, waduk tersebut juga berpotensi dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air minum bagi warga Jakarta, mengingat lokasinya yang berada di kawasan ketinggian di luar kota.

"Lalu dilanjutkan mungkin apa, pembuatan penanaman hutan kota, pohon pohon yang dapat menyerap air, sehingga pengurangan debit itu bisa termanage dengan baik," kata Dharma.

"Di samping itu kami akan menyiapkan namanya kolam pipi monyet sebagai waduk kering untuk menampung banjir kiriman dan bisa dimanfaatkan nantinya untuk air minum bagi warga Jakarta, karena dia ada di ketinggian di luar kota," sambungnya.

Terkait itu, Dharma berencana akan bekerja sama dengan pemerintah provinsi tetangga untuk mengoptimalkan pemanfaatan air dari waduk ini, yang nantinya bisa digunakan untuk air minum atau air bersih.

Ia mengatakan, tentunya ini bisa mengurangi ketergantungan pada air galon dan membuat masyarakat Jakarta lebih hemat dalam penggunaan air.

"Kami tentunya bekerja sama dengan pemprov tetangga, dan itu bisa menghemat apabila jadi air minum bahkan air bersih bahkan air minum bisa membuat rakyat Jakarta hemat dalam penggunaan air galon, seperti itu," katanya.

Dengan langkah-langkah strategis ini, Dharma berharap penanganan banjir di perkampungan padat dapat lebih efektif, sekaligus meningkatkan kualitas hidup warga sekitar.