
Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kreatif (BPIFK), mempertemukan investor dengan para pelaku UMKM guna dorong industri kreatif di Indonesia. (Tvrijakartanews/ John Abimanyu)
Jakarta, tvrijakartanews - Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kreatif (BPIFK), Kementerian Perindustrian Republik Indonesia mendukung sektor Usaha Kecil, dan Menenagah (UMKM) di bidang fesyen dan kriya tumbuh berkembang. Salah satunya mempertemukan antara investor dengan pelaku UMKM melalui program INSPIRA (Investasi & Sinergi Produk Industri Kecil Menengah Nusantara).
"Jadi kegiatan hari ini kami menggelar sesi Business Pitching dan Temu Investor, di mana para tenant Industri Kecil Menengah (IKM) akan mempresentasikan ide mereka dihadapan para investor potensial," kata Kepala Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kreatif (BPIFK) Dickie Sulistya Apriliyanto dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (10/11/2024).
Dickie menambahkan pihaknya juga membekali para pelaku UMKM sebelum bertemu dengan para investor. Hal ini ini untuk mempermudah para UMKM untuk mempresentasikan ide gagasan di depan investor.
"Sebelum mereka bertemu dengan investor, kami bekali dengan latihan bagaimana cara pitching dengan singkat sehingga bisa mudah di pahami para investor," ujarnya.
Untuk peserta UMKM yang hadir, kata Dickie, sebanyak 18 orang, sedangkan investor yang hadir total sebanyak 15 orang.
"Kalau hari ini kurang lebih 18, investor 11 pagi hari nanti ada 4 di siang hari total 15 investor yang datang," ujarnya.
Selain itu, Dickie menjelaskan saat ini para investor yang hadir berasal dari lembaga perbankan, non perbankan dan modal ventura.
"Para investor kami mencoba menjembatani, mempertemukan yang punya dana sama butuh dana, kami serahkan mekanisme ke pasar. Minimal bisa menyediakan satu platform agar mereka bisa bertemu," tambahnya.
Menurut Dickie, pihaknya juga memiliki program dikenal dengan Inkubator Bisnis Kreatif atau Creative Business Incubator (CBI) - Bali Creative Industry Center (BCIC). Jadi seluruh pelaku UMKM diberikan pembinaan terkait produck fesyen dan kriya untuk memberikan kemampuan dalam managerial.
"Jadi mereka ini di tahun pertama diberikan pembekalan manajemen bisnis. Pembekalan bagi peserta kurang lebih 40 hari, mereka ikut camp di bali kami bekali materi-materi manajemen bisnis," ungkapnya.
Pada tahun kedua, Dickie menjelaskan para UMKM ini bisa naik kelas dari pelatihan tersebut. Salah satunya tolak ukurnya dari omset beberapa peserta omset mereka bisa naik 2 hingga 3 kali lipat.
"Disitu kami juga melihat kebutuhan mereka omset naik, otomatis demandnya juga naik. Kemudian kapasitas produksinya naik, otomatis mereka butuh. modal kerjanya bertambah mereka butuh modal untuk investasi untuk menaikkan kapasitas produksinya," pungkasnya.