Menjelang Akhir Tahun 2024, Indeksi Inflasi Kota Tangerang Mencapai 2,06
EkonomiNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Foto : Dokumentasi Isty/TVRI. Salah satu upaya pengendalian inflasi di Kota Tangerang adalah menggerakan urban farming.

Tangerang, tvrijakartanews - Indeks inflasi di Kota Tangerang menjelang akhir tahun 2024 ini menyentuh angka 2,06 persen. Nilai tersebut diklaim sebagai capaian terbaru dalam pertumbuhan ekonomi karena indeks inflasi di Kota Tangerang terus turun setiap tahunnya.

“Catatan konsistensi penurunan angka inflasi dalam beberapa bulan terakhir ini menjadi kabar baik untuk menjaga stabilitas perekonomian di Kota Tangerang. Bisa dilihat, kami berhasil mencatatkan penurunan secara signifikan, mulai dari Agustus (2,65 persen), September (2,15 persen) dan Oktober (2,06 persen),” ujar Asisten Daerah Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kota Tangerang Ruta Ireng Wicaksono, Senin (11/11/2024).

Indeks inflasi Kota Tangerang pada bulan ini juga menjadi peluang yang potensial dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang positif pada kuartal terakhir (Kuartal IV) tahun 2024. Jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun-tahun sebelumnya, indeks inflasi Kota Tangerang pada bulan ini menunjukkan kondisi yang lebih baik bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni Oktober 2022 (5,17 persen), Oktober 2023 (2,32 persen) dan Oktober 2024 (2,06 persen).

Selain itu, Pemkot Tangerang juga terus menyusun langkah-langkah strategis lainnya untuk mendorong optimalisasi pertumbuhan ekonomi di Kota Tangerang dapat berjalan secara stabil.

“Catatan penurunan ini juga menjadi hasil dari sinergitas kerja sama semua lapisan, mulai dari pemerintah, pelaku usaha, sampai masyarakat, selanjutnya catatan positif ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di Kota Tangerang,” pungkasnya.

Sementara itu, Pj Wali Kota Tangerang, Nurdin mengungkapkan, untuk menjaga kondisi inflasi di Kota Tangerang, Pemkot terus melakukan berbagai upaya yaitu dengan strategi 4K+1, yakni Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi, Keterjangkauan harga, Komunikasi yang efektif, Meningkatkan daya beli masyarakat.

"Kami juga meningkatkan warung tradisional menjadi warung digital, meluncurkan mobil keliling si Jampang (Belanja Gampang), Gerakan Pangan Murah (GPM), bazar serentak di 13 kecamatan, subsidi angkutan perkotaan dengan tarif Rp2000 (jauh-dekat), bedah rumah, Program Tangerang Emas, dan lain sebagainya," jelasnya.

Salah satunya untuk ketersediaan pasokan, kerja sama antar pedagang pasar dengan Bulog, melakukan gerakan menanam, Urban Farming, kerja sama pangan BUMD dengan penghasil pangan.

"Untuk program Tangerang Urban Farming, kini kita sedang mendorong masyarakat dalam gerakan menanam cabai di pekarangan rumah-rumah maupun lahan kosong yang ada di lingkungan sekitar," ujar Nurdin.