Ada Warga Belum Dapat DPT, Dharma Sebut Tanggung Jawab Pemimpin: Menjadi Pelayan yang Siap Melayani Warga
Cerdas MemilihNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Ada Warga Belum Dapat DPT, Dharma Sebut Tanggung Jawab Pemimpin: Menjadi Pelayan yang Siap Melayani Warga. Foto : Achmad Basofi

Jakarta, tvrijakartanews - Calon Gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun mengungkapkan keprihatinannya terhadap kurangnya kesadaran dalam pelayanan publik, terutama dalam hal pemutakhiran data Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Hal ini menjadi keprihatinannya karena ada warga mengeluhkan bahwa belum terdaftar dalam DPT, dan Dharma pun menjelaskan bahwa hal itu terjadi karena belum ada pengurusan yang tepat.

Namun, menurutnya, seharusnya hal ini tidak perlu terjadi jika sistem pelayanan publik berjalan dengan baik.

"DPT? Itu ternyata setelah saya cek, karena belum diurus. Memang seharusnya, tanpa harus diurus," kata Dharma kepada wartawan di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2024).

Maka dari itu, Dharma menekankan pentingnya peran aktif perangkat pemerintahan, mulai dari Camat, Lurah, hingga Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW), yang seharusnya selalu memantau kondisi dan kebutuhan warganya. Bukan hanya menunggu laporan, tetapi bekerja setiap hari untuk memastikan keperluan masyarakat.

"Itulah kenapa ada Camat, ada Lurah, ada RW, ada RT, yang harusnya, sesungguhnya sebagai pelayan, dia bekerja setiap hari untuk melihat bagaimana keadaan warganya. Baik masalah administrasinya, maupun masalah kondisi kehidupan warganya," jelasnya.

Lebih lanjut, Dharma menegaskan bahwa seorang pemimpin, baik di tingkat RT maupun kota, harus memahami bahwa tugas mereka bukan hanya untuk mengatur, tetapi untuk melayani.

Ia mengatakan, jangan sampai ketika ada masalah baru 'oh saya nggak tahu'. Menurutnya, tidak bisa seperti ini, sebenarnya fungsi pemimpin adalah seorang pelayan masyarakat.

"Jadi jangan sampai nanti ada kejadian baru, oh saya nggak tahu. Itulah sebenarnya fungsi daripada pelayan, pelayan itu bekerja setiap hari untuk melayani," kata Dharma.

Dharma juga menyoroti hilangnya adab dalam kepemimpinan saat ini, ia menilai, banyak pemimpin yang cenderung menunggu untuk dilayani, bukannya aktif turun tangan mengurus kebutuhan warga.

Ia menegaskan, bahwa seorang pemimpin harus bersikap dan bertindak seperti seorang ayah yang selalu peduli dengan keadaan warganya.

"Bukan menunggu dilaporkan, bukan menunggu untuk dilayani. Mau menjadi pemimpin, berarti dia siap menjadi pelayan," kata Dharma.

"Ini yang sudah hilang dari bangsa kita. Sudah hilang adabnya. Seorang pemimpin harus bersikap dan berhati sebagai seorang ayah. Apapun yang terjadi pada warganya, tidak boleh tidak, dia harus tahu," sambungnya.

Untuk itu, Dharma menyarankan agar sistem pelaporan yang efisien dan mekanisme yang tepat dibangun, sehingga pemimpin dapat dengan mudah mengetahui keadaan warganya.

"Tinggal diatur mekanismenya. Bagaimana caranya supaya dia mudah tahu. Dibangun hubungan yang hangat dan kemudian dibuat sistem pelaporan agar dia mudah mendapatkan informasi tentang keadaan warganya," jelas Dharma.

Pernyataan ini disampaikan oleh Dharma, untuk mengingatkan warga akan pentingnya kepemimpinan yang responsif dan peduli terhadap kondisi masyarakat.

Ia menambahkan, seorang pemimpin yang baik bukan hanya memimpin dengan kekuasaan, tetapi juga dengan hati, selalu siap untuk melayani dan memenuhi kebutuhan warganya.