Pasangan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur Jakarta Nomor Urut 1, Ridwan Kamil alias RK dan Suswono. Foto M Julnis Firmansyah
Jakarta, tvrijakartanews - Calon Gubernur Jakarta Nomor Urut 1, Ridwan Kamil, mengungkapkan solusi inovatif untuk mengatasi masalah akses air bersih di Jakarta dalam debat Pilkada Jakarta 2024, Minggu (17/11/2024). Menanggapi persoalan distribusi air bersih yang masih terbatas, Ridwan Kamil menyoroti ketidakmerataan pasokan air bersih di Jakarta dan mengusulkan subsidi harga air bagi warga yang terpaksa membeli air dalam jeriken.
“Suplai air minum di Jakarta sebenarnya sudah cukup, khususnya jika memanfaatkan Waduk Jatiluhur. Namun, banyak warga yang belum terjangkau sistem pipanisasi. Untuk itu, kami akan memberikan subsidi selisih harga antara air jeriken dan harga air yang dipompa, sehingga warga bisa mendapatkan air bersih dengan harga yang lebih wajar,” jelas RK.
Menurut mantan Gubernur Jawa Barat itu, harga air jeriken yang bisa dua kali lipat lebih mahal dari harga air yang disalurkan melalui pipa menjadi beban bagi banyak warga Jakarta. Dengan subsidi tersebut, pasangan RIDO (Ridwan Kamil-Suswono) berharap dapat membantu warga yang masih kesulitan mendapatkan air bersih di tengah terbatasnya infrastruktur pipanisasi yang ada.
Dalam debat tersebut, calon gubernur dengan nomor urut 3, Pramono Anung, menyoroti pentingnya memperluas jangkauan pipanisasi untuk menjawab persoalan air bersih. Ia mengungkapkan bahwa saat ini hanya 44 persen wilayah Jakarta yang terjangkau oleh air bersih melalui sistem pipa.
Pramono mengusulkan dua Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) utama, Jatiluhur dan Karian, untuk dimaksimalkan agar seluruh warga Jakarta bisa mendapatkan akses air bersih pada 2029.
“Saat ini, hanya 44 persen wilayah Jakarta yang ter-cover air bersih. Kami ingin memprioritaskan perluasan pipanisasi dengan memanfaatkan dua SPAM utama, yakni Jatiluhur dan Karian,” ujar Pramono, yang menekankan pentingnya pembatasan konsumsi air tanah, terutama oleh mal-mal dan perusahaan besar.
Dalam kesempatan itu juga, calon nomor urut 2, Dharma Pongrekun, juga menanggapi masalah air bersih dengan menawarkan solusi berbasis teknologi. Dharma mengkritik adanya pemborosan air tanah oleh sektor komersial dan berjanji untuk mendukung sistem pipanisasi yang efisien. Ia menegaskan bahwa PDAM memiliki potensi untuk menyediakan air bersih, namun keberhasilan ini sangat bergantung pada komitmen politik dan penghapusan korupsi.
“Jika korupsi dihilangkan, PDAM sebenarnya mampu menyediakan air bersih yang cukup. Kami akan memastikan bahwa teknologi yang ada digunakan secara maksimal untuk melayani masyarakat Jakarta,” kata Dharma.
Dharma juga menambahkan bahwa dua waduk di Sukabumi dapat dimanfaatkan untuk menampung banjir kiriman, yang menurutnya bisa menjadi sumber air tawar yang berguna, alih-alih dianggap sebagai musibah.