
Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin) Sahat M. Panggabean ditemui disela-sela Rakernas. (Tvrijakartanews/ John Abimanyu)
Jakarta, tvrijakartanews - Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin) Sahat M. Panggabean mengatakan langkah strategis dalam pertahanan hayati (biodefence), dalam melaksanakan sistem pertahanan secara terpadu dan menyeluruh, integratif, dan komprehensif.
Hal ini untuk mencegah senjata biologis (bioterorisme) atau ancaman biologis yang digunakan dapat memunculkan pandemi penyakit menular.
"Penguatan sistem biodefence ini Barantin akan menjalin kerja sama dengan kementerian lembaga lain, seperti BIN (Badan Intelijen Negara) dan Unhan (Universitas Pertahanan). Tahun ini, Perlu dibentuk mental jiwa bela negara, termasuk seluruh pegawai," kata Sahat ditemui disela-sela Rakernas, di Ancol, Jakarta, Kamis (16/1/2025).
Sahat menambahkan biosekuriti melibatkan pengelolaan risiko masuk, keluar, dan penyebaran hama atau penyakit melalui regulasi ketat, inspeksi, dan sistem pengawasan di titik-titik kritis, seperti pelabuhan, bandara, serta kawasan perbatasan.
Menurutnya, Biosafety menekankan perlindungan keamanan terhadap pekerja, lingkungan, dan masyarakat dari potensi bahaya biologis yang timbul dari pengelolaan dan pengendalian organisme atau patogen yang berbahaya.
"Dalam mendukung swasembada dan keamanan pangan nasional, penerapan keduanya memastikan bahwa produksi pangan tetap berkelanjutan, bebas dari ancaman biologis atau bioterorisme, serta memenuhi standar untuk konsumsi masyarakat. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas ekonomi, kesehatan masyarakat, dan ketahanan pangan dalam jangka panjang," imbuhnya.