
Paus terpilih 2025, Robert Francis Prevost menjadi paus ke 267 / foto: Instagram Resmi @vatikannews
Jakarta, tvrijakartanews - Dunia menyaksikan momen bersejarah ketika Kardinal Robert Francis Prevost, seorang warga negara ganda Amerika Serikat dan Peru, terpilih sebagai Paus ke-267 Gereja Katolik dengan nama Paus Leo XIV. Ia menjadi Paus pertama asal Amerika Serikat dan anggota Ordo Santo Agustinus pertama yang menduduki Tahta Suci.
Konklaf Singkat dengan Konsensus Tinggi
Konklaf 2025 dimulai pada Rabu, 7 Mei, dengan partisipasi 133 kardinal dari 70 negara—jumlah terbesar dalam sejarah Gereja. Setelah empat putaran pemungutan suara yang berlangsung di Kapel Sistina, asap putih mengepul pada Kamis sore sekitar pukul 18.00 waktu setempat, menandakan terpilihnya Paus baru. Pengumuman resmi "Habemus Papam" disampaikan oleh Kardinal Protodiakon Dominique Mamberti dari balkon Basilika Santo Petrus di hadapan sekitar 150.000 umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus.
Profil Paus Leo XIV
Lahir di Chicago pada 14 September 1955, Robert Francis Prevost memiliki latar belakang pendidikan yang kuat, termasuk gelar di bidang matematika dari Villanova University dan gelar doktor hukum kanonik dari Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas di Roma. Sebagai anggota Ordo Santo Agustinus, ia menghabiskan lebih dari dua dekade dalam pelayanan misionaris di Peru, termasuk menjabat sebagai Uskup Chiclayo dari 2015 hingga 2023. Pada tahun 2023, ia diangkat sebagai Prefek Dikasteri untuk Para Uskup dan Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin.
Paus Leo XIV dikenal sebagai poliglot yang fasih dalam enam bahasa, termasuk Inggris, Spanyol, Italia, Prancis, dan Portugis, serta mampu membaca Latin dan Jerman. Kemampuannya dalam berkomunikasi lintas budaya mencerminkan pendekatannya yang inklusif dan dialogis dalam memimpin Gereja.
Visi dan Harapan
Dalam pidato perdananya, Paus Leo XIV menyerukan perdamaian, inklusivitas, dan semangat misioner bagi Gereja. Ia menekankan pentingnya sinodalitas—struktur Gereja yang lebih partisipatif dan inklusif—sebagai jalan menuju persatuan di tengah polarisasi global.
Terpilihnya Paus Leo XIV diharapkan membawa angin segar bagi Gereja Katolik dalam menghadapi tantangan zaman, termasuk penurunan jumlah umat di Barat, ketegangan sosial, dan kebutuhan akan reformasi internal. Kepemimpinannya yang berakar pada pengalaman internasional dan komitmen terhadap dialog lintas budaya memberikan harapan baru bagi umat Katolik di seluruh dunia.
Dengan latar belakang yang kaya dan visi yang progresif, Paus Leo XIV siap memimpin Gereja Katolik menuju era baru yang penuh harapan dan pembaruan.