Seniman Penari Kondang Istana Negara RI Irawati Durban Tutup Usia
NewsHot
Redaktur: Citra Sandy Anastasia

Irawati Durban Ardjo / foto: irawatidurban.com

Bandung, tvrijakartanews - Kabar duka datang dari dunia seni tari Indonesia. Maestro tari asal Jawa Barat, Irawati Durban, berpulang pada Rabu (10/9/2025) pukul 22.40 WIB. Kabar ini meninggalkan duka mendalam bagi dunia seni pertunjukan tanah air, khususnya seni tari Sunda.

Irawati Durban, yang memiliki nama lengkap Irawati Jogasuria atau Irawati Durban Ardjo, lahir pada 1943. Sejak muda, ia dikenal sebagai sosok penting di balik popularitas Tari Merak, tarian klasik Sunda yang kini mendunia. Sejak tahun 1957, Irawati sudah ikut serta dalam delapan Misi Kesenian Indonesia ke luar negeri, memperkenalkan kekayaan budaya tanah air di panggung internasional.

Pada era Presiden Soekarno, misi kesenian Indonesia menjadi salah satu cara diplomasi budaya. Irawati pun tercatat sebagai penari Sunda yang paling sering tampil di hadapan tamu negara di Istana Jakarta pada masa Presiden Soeharto, dari tahun 1971 hingga 1998. Bahkan, pada 2006, ia kembali menarikan Tari Merak di hadapan Presiden George Bush di Istana Bogor sebagai peringatan 50 tahun kiprahnya di dunia tari.

Dedikasi Irawati tak hanya lewat panggung pertunjukan, tetapi juga melalui dunia pendidikan. Tahun 1967, ia diminta menjadi staf pengajar di Konservatori Tari Indonesia (KORI) Bandung yang kemudian menjadi Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI). Meski sempat menekuni bidang arsitektur interior, ia akhirnya memilih fokus mengabdikan diri sepenuhnya pada seni tari dan menjadi pengajar di ASTI yang kemudian berkembang menjadi Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI).

Tak berhenti di situ, pada 1986 Irawati mendirikan Pusat Bina Tari Irawati Durban (Pusbitari ID). Lembaga ini berkembang menjadi yayasan pada 2009 dan melahirkan banyak penari muda berbakat. Pusbitari juga aktif menerbitkan buku-buku tari, salah satunya Tari Kawit, Tari Sunda 1880-1990, hingga Tari Merak Sunda, yang menjadi referensi penting bagi dunia seni pertunjukan.

Peran Irawati juga terlihat dalam berbagai momentum bersejarah. Misalnya, saat parade “Sarewu Merak Tandang” pada 2015 di Bandung yang diikuti 1.560 penari, hingga penampilan Tari Merak dalam acara penandatanganan Kepres Hari Lahir Pancasila di Gedung Merdeka pada 2016. Semua ini menjadi bukti nyata bagaimana ia menjadikan Tari Merak sebagai simbol kebanggaan budaya Sunda dan Indonesia.

Kepergian Irawati Durban tentu menjadi kehilangan besar bagi dunia seni tari Indonesia. Namun, karya dan dedikasi yang ia tinggalkan akan terus hidup, menginspirasi generasi penerus. Selamat jalan Maestro, jasamu akan selalu dikenang, dan Tari Merak akan tetap mekar di hati masyarakat.