
Foto: study finds (Kredit: Paduano dkk.) Tim mengidentifikasi sumber radio baru (kotak putih) di tengah cluster (lingkaran merah)
Jakarta, tvrijakartanews - Ilmuwan menemukan sinyal radio baru yang berasal dari pusat gugus bintang kuno. Sinyal ini muncul dari pusat 47 Tucanae, gugus bola paling terang kedua di langit malam. Penemuan ini dilakukan oleh tim peneliti yang dipimpin oleh anggota Pusat Internasional untuk Penelitian Astronomi Radio (ICRAR) di Universitas Curtin di Australia. Tim ini juga telah mencapai tonggak penting dengan menciptakan citra radio paling sensitif yang pernah ada dari gugus bintang kuno seperti dilansir dari study find (15/01/2024).
Dalam rilis medianya, Astronom Dr. Arash Bahramian, mengatakan gugus bola adalah bintang berbentuk bola raksasa yang sangat tua yang terlihat di sekitar Bima Sakti.
“Mereka sangat padat, dengan puluhan ribu hingga jutaan bintang berkumpul dalam sebuah bola. Gambar yang kami ambil adalah 47 Tucanae, salah satu gugus bola paling masif di galaksi . Ia memiliki lebih dari satu juta bintang dan inti yang sangat terang dan sangat padat,” kata Dr. Arash.
Gambar ultra-sensitif ini dihasilkan setelah lebih dari 450 jam pengamatan menggunakan Australia Telescope Compact Array (ATCA) CSIRO, menandainya sebagai gambar radio terdalam dan paling sensitif yang pernah dikumpulkan oleh teleskop radio Australia mana pun. Para peneliti mencatat bahwa 47 Tucanae, yang terlihat dengan mata telanjang dan pertama kali dikatalogkan pada tahun 1700-an, mengungkapkan sinyal radio samar di pusatnya melalui pencitraan terperinci. Sinyal ini masih belum terdeteksi sampai sekarang.
Sementara itu, penulis utama Dr. Alessandro Paduano, menjelaskan kemungkinan bahwa 47 Tucanae berisi lubang hitam dengan massa antara lubang hitam supermasif yang ditemukan di pusat galaksi dan lubang hitam bintang yang diciptakan oleh bintang -bintang yang runtuh.
“Meskipun lubang hitam bermassa menengah diperkirakan ada di gugus bola, namun belum ada deteksi yang jelas mengenai keberadaan lubang hitam tersebut. Jika sinyal ini ternyata adalah lubang hitam, maka ini akan menjadi penemuan yang sangat signifikan dan deteksi radio pertama di dalam sebuah cluster,” jelas Dr. Alessandro.
Sedangkan menurut Dr. Paduano, gugus bola adalah pulsar yakni bintang neutron berputar yang memancarkan gelombang radio.
“Pulsar yang sedekat ini dengan pusat cluster juga merupakan penemuan yang menarik secara ilmiah, karena dapat digunakan untuk mencari pusat lubang hitam yang belum terdeteksi.” Ujar Dr. Paduano.
Lebih lanjut, para peneliti juga menyoroti gambar ultra-sensitif sebagai pendahulu dari apa yang diharapkan para peneliti dari teleskop radio SKA. Teleskop yang saat ini sedang dibangun di Australia dan Afrika Selatan oleh Observatorium SKA (SKAO), akan menjadi rangkaian teleskop radio terbesar di dunia. Mereka diharapkan merevolusi pemahaman manusia tentang Alam Semesta dan menjawab beberapa pertanyaan ilmiah paling mendesak di zaman ini.
Rekan penulis Dr. Tim Galvin, sebuah penelitian ilmuwan dengan CSIRO, mengungkapkan proyek ini telah melakukan peningkatan.
“Proyek ini telah memperluas perangkat lunak kami hingga batas kemampuannya, baik dalam hal pengelolaan dan pemrosesan data, dan sungguh menarik melihat kekayaan ilmu pengetahuan yang dimungkinkan oleh teknik ini. Penelitian Alessandro mewakili puncak penelitian dan kemajuan teknologi selama bertahun-tahun, dan gambar ultra-deep ATCA terhadap 47 Tucanae hanya mewakili awal dari penemuan-penemuan yang akan datang,” ungkap Dr. Tim Galvin.