Ikan Badut Gunakan Lendir Untuk Menghindari Sengatan Anemon Inangnya
Tekno & SainsNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Foto: hewan liar/New Scientist (Getty)

Jakarta, tvrijakartanews - Para peneliti telah lama menduga bahwa pada lendir ikan badut yang juga dikenal sebagai ikan anemon memiliki sesuatu yang istimewa. Fungsi lendir melindungi mereka dari duri berbisa mikroskopis yang terdapat pada tentakel anemon inang. Saat ikan badut menghabiskan waktu bersama anemon lainnya, lapisan lendirnya mulai berubah. Perubahan kimiawi pada gula dalam slime dapat menenangkan sel penyengat di tentakel anemon. Rahasia tersebut ada pada ingusnya. Perubahan kimiawi pada lendir yang melapisi tubuh ikan badut dapat menumpulkan sengatan anemon simbiosisnya.

Karen Burke da Silva dari Flinders University di Australia mengatakan mekanisme pasti dari perubahan lendir masih menjadi misteri. Untuk mengetahui, dia dan rekan-rekannya memelihara ikan badut oranye ( Amphiprion percula ) dan anemon ujung gelembung ( Entacmaea quadricolor ) di laboratorium. Beberapa ikan dan anemon berpasangan, sementara yang lain hidup terpisah. Tim mengambil sampel lendir dari ikan tersebut pada berbagai waktu sebelum dan sesudah mereka menyesuaikan diri dengan anemonnya, kemudian meletakkan lendir tersebut pada slide mikroskop dan menempelkannya ke tentakel anemon.

Seperti dilansir dari New Scientist edisi (7/032024) anemon menyengat dengan menembakkan tombak kecil, melingkar, dan berbisa secara eksplosif dari sel penyengat yang disebut nematosit. Dengan menggunakan mikroskop, para peneliti menghitung dan membandingkan berapa banyak nematosit yang ditembakkan selama pemberian lendir. Mereka menemukan lendir dari ikan badut (bukan dari ikan yang tidak dikenal) mengurangi produksi nematosit.

Para peneliti menganalisis bagaimana glikan (rantai gula yang menempel pada protein) dan lemak dalam lendir berubah seiring ikan badut menyesuaikan diri dengan inang untuk mengetahui alasannyau. Tiga minggu setelah kemitraan simbiosis, profil kimia lendir telah berubah secara substansial. Secara khusus, konsentrasi tujuh jenis glikan berbeda telah berubah. Menyingkirkan glikan atau mengubahnya mungkin menjadi salah satu cara untuk menekan pembakaran nematosit, kata Burke da Silva.

Sementara, Alonso Delgado di The Ohio State University bertanya-tanya apakah simbiot anemon lain, seperti udang anemon ( Ancylomenes magnificus ), menggunakan metode glikan serupa untuk menghalangi sengatan, atau apakah mereka telah mengembangkan strategi yang berbeda.

Strategi tambahan juga bisa diterapkan pada ikan badut. Perubahan glikan berlangsung lambat dan kembali dalam satu hari setelah pasangan berpisah. Sebaliknya, ikan tersebut mungkin menggunakan strategi kimia yang tidak diketahui pada awalnya untuk mendapatkan akses awal ke anemon.