BNPB Laporkan Dampak Banjir Lahar Dingin Telah Lintasi Jalan Raya dan Pemukiman Warga
NewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Gunung Api Karangetang mengalami erupsi. (Tangkap layar laman resmi magma.esdm.go.id)

Jakarta, tvrijakartanews - Badan Nasional Penaggulangan Bencana Nasional (BNPB) menyampaikan selanjutnya wilayah Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar juga melaporkan dampak banjir lahar telah melintasi jalan raya hingga pemukiman warga. Beberapa material batang pohon besar bercampur lumpur dan pasir terbawa oleh banjir lahar tersebut.

"Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kemudian menghimpun laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam yang mana peristiwa banjir lahar telah berdampak pada 261 warga dari 78 KK," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (10/4/2024).

Muhari menjelaskan sedikitnya 31 jiwa terpaksa harus mengungsi atas kejadian itu. Sebanyak 69 rumah terdampak, sejumlah kendaraan roda dua maupun roda empat turut rusak terhantam banjir lahar.

"Selanjutnya BPBD Kabupaten Tanah Datar melaporkan banjir lahar telah berdampak pada sejumlah sarana dan prasarana umum," ujarnya.

Menurutnya, jalur utama dari Padang menuju Bukittinggi terputus karena arus deras banjir lahar yang membawa material berupa lumpur, pasir dan sejumlah batang pohon besar.

"Atas kejadian itu, kemacetan terjadi di jalur Bukittinggi-Padang di ruas jalan Aia Anggrek dan Polisi memberlakukan sistem buka-tutup untuk mengurai kemacetan," tuturnya.

Banjir lahar juga mengakibatkan kerusakan pada tanggul dan badan jalan, dam musala roboh, irigasi sungai Tuluang rusak, bibit sungai terkikis, termasuk sawah milik warga yang turut terdampak.

Kawasan Rawan Bencana I

Sementara itu, kata Muhari, PVMBG telah membagi zona wilayah rawan bencana Gunungapi Marapi menjadi tiga bagian, yakni Kawasan Rawan Bencana (KRB) I, KRB II dan KRB III. Adapun Kawasan Rawan Bencana (KRB) I adalah kawasan yang berpotensi terlanda lahar/banjir.

"Selama letusan membesar, kawasan ini berpotensi tertimpa material jatuhan berupa hujan abu lebat dan lontaran batu (pijar)," paparnya.

Muhari menambahkan PVMBG membagi kawasan ini menjadi dua, yaitu; kawasan rawan bencana terhadap aliran lahar/banjir. Adapun yang pertama kawasan ini terletak di sepanjang sungai atau wilayah yang berada di dekat lembah sungai atau di bagian hilir sungai yang berhulu di daerah puncak.

"Sedangkan kawasan yang kedua rawan bencana terhadap jatuhan berupa hujan abu tanpa memperhatikan arah tiupan angin dan kemungkinan dapat terkena lontaran batu (pijar)," ungkapnya.

Pada Kawasan Rawan Bencana I, PVMBG mengimbau masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan jika terjadi erupsi/kegiatan gunungapi dan atau hujan abu lebat, dengan memperhatikan perkembangan kegiatan gunungapi yang dinyatakan oleh PVMBG.

"Informasi ini sangat penting bagi Pemerintah Daerah untuk menentukan apakah penduduk harus mengungsi atau mash dapat tinggal di tempat," imbuhnya.

Kawasan yang berpotensi terlanda lahar dan perlu waspada terhadap lahar umumnya terletak di dekat lembah atau bagian hilir sungai, sedangkan perluasannya sering terjadi terutama pada belokan-belokan sungal dengan tebing rendah.

Sungai-sungai yang berpotensi terhadap lahar / banjir terutama di sungai-sungai di lereng Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan dan Baratdaya berturut-turut adalah Batang Air Sungai Rimbo Piatu (BA Katik), Batang Air Bonjol (BA Lasi), Batang Air Gadang, Batang Air Sitapu, Batang Air Sereh Silintak dan Batang Air Jabur, Batang Air Anau, Batang Air Mandalliang, Batang Air Bangkahan, Batang Air Sigarunggung, Batang Air Sungai Jambu, Batang Air Sabu, Batang Gadis dan Sungai Talang.

Sementara itu, kawasan yang berpotensi terlanda hujan abu (lebat) dan kemungkinan lontaran batu (pijar) bila terjadi letusan besar adalah meliputi radius 7 km dari pusat kawah.

Bila terjadi letusan besar mungkin dapat menjadi perluasan awan panas yang meliputi daerah rendah terutama sebelah barat dan barat daya, dikarenakan morfologi agak terbuka ke arah tersebut. Luas daerah kawasan rawan bencana I diperkirakan seluas 211,9 km persegi dengan jumlah penduduk 58.967 jiwa (43.246 jiwa dan 15.721 jiwa), berdasarkan catatan sipil tahun 1999.