
Ilustrasi kilang Minyak. (Freepik)
Jakarta, tvrijakartanews - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan potensi disrupsi yang kemungkinan terjadi soal logistik, rantai pasokan dan kepetingan di Selat Hormuz. Selain itu, Selat Hormuz menjadi jalur pelayaran vital bagi tanker minyak yang mengangkut sekitar 30 persen minyak mentah dunia.
"Kita tahu selat Hormuz penting terutama untuk jalur minyak dan 30% perdagangan minyak mentah atau sekitar 21 juta barel minyak mentah per hari ada di sana. Tapi kita juga tahu ada pangkalan AS di sana, di Qatar," kata Airlangga ditemui di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (18/4/2024).
Airlangga menambahkan setelah serangan Iran ke Israel, beberapa pimpinan negara besar sudah memberikan pernyataan. Seperti Amerika Serikat (AS) beserta sekutunya mengaku tidak akan terlibat untuk memburuk situasi, begitu pun dengan negara pendukung Iran.
"Kita lihat relatif sudah ada beberapa statement dari negara-negara barat yang mengatakan tidak mau terlibat dan negara tetangga di sekitar Israel baik Jordania, Mesir, Arab Saudi menekankan untuk deeskalasi," tuturnya.
Menurutnya, Perserikatan Bangsa-Bangasa (PBB) telah memberikan himbauan kepada semua pihak untuk dapat menahan diri. Pesan ini dianggap penting untuk tidak menambah dampak negatif terhadap perekonomian global.
"Sekjen PBB juga sudah meminta semua pihak untuk menahan diri dan sedang berusaha untuk mengendalikan eskalasi. Para pemimpin relatif statement-nya sama, hindari eskalasi dan potensi-potensi disrupsi," imbuhnya.