Walikota Jakarta Pusat (Kiri tengah), Direktur Pelayanan PD PAM Jaya, Syahrul Hasan (kanan kanan). (Tvrijakartanews/ John Abimanyu)
Jakarta, tvrijakartanews - Perumda PAM Jaya menyambangi Walikota Jakarta Pusat untuk sosialisasi konservasi penggunaan air tanah ke air baku melalui perpipaan. Hal tersebut untuk mensukseskan target penggunaan air pipa 100 persen di tahun 2030.
"Kegiatan hari ini adalah upaya PD PAM Jaya untuk mensukseskan target penggunaan air pipa 100 persen di Tahun 2030," kata Direktur Pelayanan PD PAM Jaya, Syahrul Hasan, ditemui di Walikota Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2024).
Syahrul mengatakan kolaborasi dengan walikota yang memiliki wilayah tentu menjadi penting, karena yang mengetahui kondisi sosial di setiap wilayah jakarta Pusat ada Walikota beserta jajarannya yakni para camat dan lurah.
"Ke depan tahap awal proses penggunaan air pipa akan menyasar seluruh kantor kecamatan dan kelurahan yang belum mendapat layanan dari PAM Jaya. Dengan demikian diharapkan para camat dan lurah bisa mensosialisasikan hingga masyarakat terbawah," tuturnya.
Lebih lanjut Syahrul mengatakan saat ini 85 persen pengguna air bersih berasal dari air baku dari Waduk Jatiluhur. Selain itu, ia memastikan ketika perpipaan air sudah 100 persen maka suplai air dipastikan aman.
Syahrul mengatakan jika saat ini PAM Jaya sedang melakukan pembangunan SPAM Krian di kawasan Serpong. Selanjutnya juga ada pembangunan SPAm Pesanggrahan dan Ciliwung.
"Dengan banyaknya SPAM tersebut kita optimis mampun menyediakan air bersih untuk masyarakat ibukota," ucap Syahrul Hasan.
Sementara itu, Walikota Jakarta Pusat, Dhany Sukma sosialisasi yang dilakukan PAM Jaya menjadi penting karena air minum dan air bersih sudah menjadi kebutuhan dasar yang harus dipenuhi pemerintah. Namun demikian Pemerintah tidak mungkin masuk ke ranah privat masyarakat.
"Untuk itu dibuatlah perusahaan daerah yang menangani masalah air bersih," ujar Dhany.
Menurut Dhany, Ini sudah menjadi perhatian pemerintah sejak jaman belanda. terbukti saat ini PAM Jaya sudah berumur 102 Tahun.
"Artinya ketersediaan air bersih sudah menjadi perhatian pemerintah sejak 100 tahun lalu," ucap Dhany.
Dikatakan Dhany, dengan perpindahan ibukota maka seluruh jajaran Pemerintah Kota Jakarta Pusat berkomitmen untuk menjadikan jakarta menjadi kota global.
"Untuk menjadi kota Global harus bisa memenuhi 70 indikator. Untuk air bersih ada di sub indikator ke 58. Parameter lingkungan," ujar Dhany.
Mantan Kepala Dinas Dukcapil ini juga mengatakan jika di wilayah Kemayoran airnya sudah terasa asin. Ini terjadi lantaran masivnya penggunaan air tanah.
"Untuk mencegah itu harus kita konversi dari penggunaan air tanah ke air perpipaan," ucap Dhany.
Dalam kesempatan tersebut Dhany juga menunjukkan komitmen dengan mengumpulkan Lurah dan Camat untuk mengikuti sosialisasi ini.
"Kenapa lurah camat Sudin kita undang hari ini. Karena ini sudah mendesak. Untuk itu kita kumpulkan camat lurah untuk mendapatkan sosialisasi untuk pemenuhan air minum dan bersih," imbuhnya Dhany.