Berhasil Mengolah Sampah Menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat, Kota Cilegon Bisa Jadi Percontohan bagi Daerah Lain
FeatureNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

TPSA Bagendung, Kota Cilegon jadi tempat pengolahan sampah sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) / Foto: Dimas Yuga Pratama

Banten, tvrijakartanews -- Penanganan sampah semakin menjadi perhatian utama di berbagai belahan dunia, dan upaya pengolahan sampah menjadi sebuah tantangan mendesak yang dihadapi banyak negara.

Di Indonesia, masalah sampah telah menjadi isu lingkungan yang krusial, dengan jumlah produksi sampah yang terus meningkat setiap tahunnya.

Dalam upaya mengatasi masalah ini, pemerintah dan berbagai pihak terus melakukan inovasi dalam bidang pengelolaan sampah, baik melalui program-program pengolahan sampah hingga kampanye kesadaran lingkungan

Seperti dilakukan antara PLN Grup bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon. Mereka melakukan kerjasama dengan mengolah sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung.

Terbukti, pabrik BBJP ini berhasil menyerap 30 ton sampah segar kota setiap harinya untuk dijadikan bahan bakar pengganti batu bara (co-firing) di pembangkit listrik tenaga uap (pltu) suralaya.

Vice Presiden Pengembangan Bisnis Dan Pemasaran Biomassa PLN, Anita Puspitasari, mengatakan, kerjasama PLN grup dengan Pemkot Cilegon sudah dimulai sejak tahun 2020 lalu

Dimana, perusahaan bumn tersebut mulai mengganti bahan bakar batu bara ke bahan bakar lain yang lebih ramah lingkungan.

"Untuk mengawali kerja sama ini, kami mencoba mencari beberapa pemda. Dari sekian banyak daerah yang kami ajak, cilegon termasuk yang sangat menyambut baik," katanya

Sehingga, kerjasama ini diharapkan mampu dicontoh oleh daerah lain dalam penanganan pengolahan sampah

"Sehingga kerja sama ini dilakukan dan menjadi inspirasi bagi daerah yang lain," sambungnya

Berdasarkan data pada sistem informasi pengelolaan sampah nasional (sipsn) tahun 2024, di Indonesia terdapat 15,2 juta ton timbulan sampah per tahun yang sebagian besar atau sekira 80 persen berasal dari pulau jawa.

Dari jumlah tersebut, baru 67,8 persen atau sekitar 10,3 juta ton sampah per tahun yang berhasil terkelola

Sedangkan, 30 persen atau 5 juta ton masih mencemari lingkungan alam. Sumber utama sampah juga lebih dari 50 persen berasal dari limbah rumah tangga.

Sehingga, kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah juga harus terus digalakkan. Melalui berbagai program edukasi dan sosialisasi tentang pemilahan sampah, pengurangan plastik sekali pakai, dan praktik ramah lingkungan tentunya diharapkan mampu mengurangi dampak negatif dari sampah

Dengan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, diharapkan upaya pengolahan sampah dapat menjadi lebih efektif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan kesehatan masyarakat