Ilustrasi musim kemarau yang berdampak kondisi kekeringan. (Foto: freepik).
Jakarta, tvrijakartanews - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi kondisi kekeringan yang bakal mendominasi wilayah Indonesia hingga September 2024.
Sebab, berdasarkan analisis BMKG, ada sejumlah daerah yang mengalami curah hujan bulanan sangat rendah, dengan kategori kurang dari 50 mm per bulan.
"Kondisi kekeringan ini saat musim kemarau akan mendominasi wilayah Indonesia sampai akhir bulan September," ucap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers secara virtual, Selasa (28/5/2024).
Melihat kondisi itu, Dwikorita meminta pemerintah memberikan perhatian khusus untuk melakukan mitigasi dan antisipasi dampak kekeringan terhadap daerah tersebut.
Adapun, daerah yang terancam kekeringan meliputi sebagian besar Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Bali dan Nusa Tenggara, sebagian Pulau Sulawesi, dan sebagian Maluku dan Papua.
Selain potensi kekeringan, Dwikorita mengatakan, BMKG juga mendeteksi sejumlah daerah yang rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama musim kemarau.
Tentunya, pemerintah perlu memberikan perhatian khusus untuk mengantisipasi potensi terjadinya kebakaran tersebut.
"Memperhatikan dinamika atmosfer jangka pendek terkini, masih terdapat jendela waktu yang sangat singkat yang bisa dimanfaatkan secara optimal sebelum memasuki peride pertengahan musim kemarau," ujarnya.
Sementara itu, BMKG melaporkan sekitar 19 persen wilayah Indonesia sudah memasuki zona musim (ZOM) kemarau pada akhir Mei 2024.
Dwikorita mengatakan, wilayah Indonesia yang sudah memasuki musim kemarau, yaitu sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Riau, sebagian Jawa Barat, sebagian Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Informasi yang pemutakhiran untuk musim kemarau 2024, saya tadi sudah disampaikan ya bahwa sudah mencapai 19 persen tadi ya. Di sini berdasarkan jumlah zona musim sebanyak 19 persen wilayah Indonesia saat ini telah memasuki musim kemarau," kata Dwikorita.
Kendati begitu, Dwikorita menyampaikan bahwa mayoritas wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara belum memasuki musim kemarau meskipun saat ini tengah mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) sepanjang 21-30 hari atau lebih panjang.
Namun, BMKG memprediksi tiga wilayah tersebut bakal memasuki musim kemarau pada akhir Juni 2024. Sebab, berdasarkan analisis curah hujan dan sifat BMKG itu menunjukkan kondisi kering sudah mulai memasuki wilayah Indonesia, khususnya di bagian Selatan Khatulistiwa.
"Sebagian besar wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara segera menyusul memasuki musim kemarau dalam 3 dasarian (30 hari) ke depan," ucap dia.