Ilmuwan Temukan Jamur Laut yang Mampu Mengurai Polusi Plastik di Lautan
Tekno & SainsNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Foto: Partikel plastik (merah) dikolonisasi oleh jamur laut album Parengyodontium (Annika Vaksmaa/NIOZ)

Jakarta, tvrijakartanews - Jamur yang ditemukan pada sampah yang mengapung di Samudera Pasifik Utara dapat menguraikan jenis plastik paling melimpah yang berakhir di laut. Dalam percobaan di laboratorium, Annika Vaksmaa di Institut Penelitian Kelautan Kerajaan Belanda dan rekan-rekannya telah menunjukkan bahwa jamur berwarna putih seperti benang tersebut berhasil mendegradasi salah satu plastik paling berbahaya, polietilen, asalkan plastik tersebut terlebih dahulu terkena radiasi UV misalnya dari sinar matahari.

Radiasi UV dapat menyebabkan modifikasi kimia pada polietilen yang membuat plastik lebih rentan terhadap serangan enzim jamur, kata Vaksmaa. Proses pencernaan melepaskan karbon dioksida, emisi yang beratnya tidak lebih besar dari jumlah kecil yang dikeluarkan manusia saat bernapas, demikian temuan tim dilansir dari new scientist (18/06).

Vaksmaa percaya bahwa jamur yang dikenal dengan nama Parengyodontium album ini memiliki potensi besar, namun ia berhati-hati dalam memanfaatkannya di alam liar.

“Jika kita mengambil mikroba dan menambahkannya ke sistem alami, kita mungkin merusaknya saat mencoba berbuat baik,” katanya.

Sebaliknya, ia menyarankan bahwa yang terbaik adalah mengumpulkan plastik terlebih dahulu dan membawanya kembali ke darat untuk dicerna oleh album P. yang telah ditanam dalam jumlah besar. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan teknik yang sudah mapan, mirip dengan yang digunakan dalam industri pembuatan bir.

Perlunya paparan sinar UV berarti album P. tidak akan berfungsi pada plastik yang tenggelam. Namun mengingat keragaman jamur laut, Vaksmaa berpikir sangat mungkin timnya akan menemukan beberapa spesies laut dalam yang mampu melakukan hal tersebut.

Manusia menghasilkan lebih dari 400 miliar kilogram plastik setiap tahunnya, dan hingga 4% di antaranya diperkirakan berakhir di laut .

“Sangat menyenangkan melihat mikroba dapat membantu mengurangi masalah yang relatif besar. Namun menangani sampah dari sumbernya adalah kuncinya, yang berarti menghentikan plastik agar tidak berakhir di alam,” ujarnya.