
Nana (70), salah satu pengrajin layang layang di Kampung Cimande, Kabupaten Bogor, Jawa Barat / Foto: Dimas Yuga Pratama
Bogor, tvrijakartanews - Kampung Cimande, tak hanya terkenal sebagai kampung terapi patah tulang tersohor.
Namun juga, Kampung Cimande saat ini terkenal juga sebagai salah satu sentra pengrajin layang layang.
Bagi masyarakat Cimande, utamanya mereka yang tinggal di Kampung Tarikolot dan Kampung Lembah Lembur, memproduksi layang-layang merupakan aktivitas biasa yang dikerjakan setiap harinya.
Di sela-sela berkebun dan bertani, banyak warga di kampung ini yang membuat mainan tersebut.
Hal ini juga yang kemudian membuat Cimande selama bertahun-tahun menjadi sentra perajin layang-layang.
Bukan hanya dari wilayah Cimande, banyak pedagang dari luar daerah yang mengambil barang dari daerah ini untuk dijual kembali.
Salah satu perajin layang layang di Cimande Kabupaten Bogor adalah Nana, pria berusia 70 tahun.
Nana mengaku, sudah sejak 50 tahun silam dirinya menggeluti profesi sebagai pengrajin layang layang, disamping aktifitasnya sebagai petani.

Dalam sehari, dia bisa membuat layang layang sebanyak 50 biji dengan kualitas super dan 100 biji kualitas biasa.
Nana mengatakan, untuk proses pembuatan layang layang, cukup menggunakan bahan seperti bambu, benang jahit, lem, kertas, serta cat.
Untuk bambunya, saya ambil dari yang ada disekitar rumah saya," katanya kepada tvrijakartanews.com, Sabtu 22 Juni 2024.
Dia menyebut, proses untuk pembuatan layang layang dengan kualitas super cukup rumit. Mulai dari memilah bambu yang bagus, hingga penyerutnya haruslah presisi.
Tak hanya itu, proses pengikatan tali di bambu pun haruslah seimbang. Kemudian proses pengeleman bambu ke kerta harus teliti, dengan melipatnya dengan ukuran tipis, hingga akhirnya dilakukan pewarnaan menggunakan cat.
"Yang kualitas biasa lebih gampang (mudah) ya," ucapnya.
Dalam pemasarannya, dia menjual ke sejumlah distributor sekitar hingga wilayah Cipanas, Cianjur.
Dia juga mengaku, dalam waktu dua pekan, bisa menjual lebih dari 1000 biji layang layang dengan harga mulai Rp 800 hingga Rp 1.500 per bijinya.
Sementara itu, salah satu distributor layang layang, Asep (43) mengatakan bahwa, dia sudah menjadi pengepul layang layang sejak 14 tahun lalu.

Bahkan dia mengaku, bisa meraup keuntungan hingga Rp 18 juta setiap bulannya dari penjualan layang layang.
"Ya untuk penjualannya di wilayah Jabodetabek, tapi ada juga kita kirim ke Cianjur," katanya.
Bukan hanya layang layang, Asep juga menjual berbagai perlengkapan mainan tersebut, seperti
Kertas, hingga benang.
"Musim ramai pembeli itu kalau sudah masuk musim kemarau ya," jelasnya.