Bandara Soetta Jalani Audit USAP CMA, Ini 8 Indikator Yang Dinilai
EkonomiNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Foto : Dokumentasi Istimewa. Tinjauan KA Otban Bandara Soekarno Hatta di Terminal 3 Keberangkatan

Tangerang, tvrinewsjakarta - Bandara Internasional Soekarno Hatta baru saja menjalani Universal Security Audit Programme Continuous Monitoring Approach (USAP - CMA) yang dilakukan mulai 24 Juni hingga 5 Juli 2024 lalu.

Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara (Otban) Wilayah I Kelas Utama, Yufridon Gandoz Situmeang menjelaskan ada 8 indikator yang menjadi penilaian tim auditor. Delapan indikator tersebut meliputi sistem manajemen keselamatan, regulasi pemeliharaan pesawat, pelatihan pada petugas keamanan maupun kru pesawat, kepatuhan dalam mengikuti aturan keselematan penerbangan, serta evaluasi terhadap performa operasional secara keseluruhan, termasuk analisis data keselamatan.

"Ada delapan critical element, disitu ada 5 elemen untuk establish bagaimana peraturan, dua elemen terkait peraturan diperbarui terus, bagaimana pelatihan untuk petugas keamanan, kemudian ketersediaan sarana dan fasilitas, dan tiga elemen lagi terkait implementasi di lapangan, konsistensi dan komitmen kita. Jadi itu konteksnya operasi pemeriksaan penumpang dan bagasi, penerapan di lapangan dan tentu kolaborasi," ujarnya usai Jalan Sehat Sukses USAP ICAO 2024, pada Kamis (11/7/2024).

Sementara itu untuk hasil penilaian dari auditor mengenai indikator yang perlu ditingkatkan lagi, Yufri mengaku bahwa pihak ICAO memberikan apresiasi yang luar biasa terhadap kolaborasi semua pihak di Bandara Soekarno Hatta. Pihak ICAO menyatakan bahwa penilaian terhadap stakehoder seperti kepolisian, Bea Cukai, dan Imigrasi dinilai sudah memenuhi standar. Apabila ditemukan indikator yang perlu ditingkatkan, maka hal tersebut tida terlalu signifikan.

"Sebenernya namanya proses ya konsistensi itu selama kita bekerja, pasti ada hal yang berubah. jangan karena audit saja nih, tapi ini luar biasa sudah bagus. Jadi mereka apresiasi luar biasa, kalau bocorannya ada yang kurang, kekurangan itu tidak signifikan karena semua membuktikan kolaborasinya. petugas keamanan, dukungan kepolisian, ada juga bea cukai dan imigrasi, semua standar," lanjutnya.

Yufri sendiri optimis jika Bandara Soekarno Hatta dapat mencapai target nilai kepatuhan (comply) 80 persen sesuai standar minimun ICAO Global Aviation Security Plan (GASeP). Jika Bandara Soekarno Hatta sudah meraih angka tersebut, maka target Indonesia mencapai standar minimum dari ICAO tercapai.

"Optimis sekali bisa tercapai, bahkan bisa lebih dari itu. Kita lihat kemarin saat penutupan dari ketua auditor sangat mengapresiasi Bandara Soetta. Sejak terakhir audit dilakukan di tahun 2017, tidak ada perubahan signifikan dan tidak ada security concern yang jadi catatan," pungkasnya.

Adapun audit USAP CMA merupakan program yang dilakukan oleh organisasi penerbangan sipil internasional atau International Civil Aviation Organisation (ICAO) untuk menilai tingkat kepatuhan dan sistem pengawasan keamanan penerbangan suatu negara terhadap Standar Annex 17 dan ketentuan terkait keamanan pada Annex 9.