Astronot Suni Williams Pecahkan Rekor Baru Untuk Total Waktu Berjalan di Luar Angkasa Oleh Seorang Wanita
Tekno & SainsNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Gambar: NASA

Jakarta, tvrijakartanews - Astronot ASA Sunita "Suni" Williams dan Barry "Butch" Wilmore berada di luar Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) untuk melakukan perjalanan luar angkasa yang sangat menarik, yang akhirnya menjadi rekor bagi Williams. Setelah menyelesaikan hampir 5,5 jam aktivitas ekstravehicular (EVA), Williams kini menjadi wanita yang telah menghabiskan waktu terlama di luar angkasa di luar batas stasiun luar angkasa atau pesawat ulang-alik.

"Williams melampaui rekor mantan astronot NASA Peggy Whitson untuk total waktu berjalan di luar angkasa oleh astronot wanita. Williams kini telah mencapai total waktu berjalan di luar angkasa selama 62 jam, 6 menit, menempati posisi keempat dalam daftar sepanjang masa NASA," demikian laporan blog stasiun luar angkasa NASA dikutip dari IFL Science (01/2)

Whitson masih memegang rekor spacewalk terbanyak oleh seorang wanita, yakni 10 kali. Ini merupakan yang kesembilan bagi Williams.

Dalam perjalanan luar angkasa ini, keduanya harus melepaskan antena dari rangka stasiun, sebuah operasi yang telah berlangsung sejak April 2023 dan belum berhasil dalam upaya sebelumnya. Kali ini, Wilmore dan Williams, dua astronot yang menyusul masalah keselamatan terkait pesawat antariksa Boeing Starliner yang membawa mereka ke luar angkasa pada Juni 2024 dan seharusnya mengembalikan mereka delapan hari kemudian.

NASA memperkirakan bahwa sekitar seperlima dari aktivitas di luar wahana berakhir dengan insiden serius atau nyaris terjadi. Salah satu kasus yang paling mengkhawatirkan adalah astronot ESA Luca Parmitano yang hampir tenggelam di luar angkasa . Dalam kasus itu, air terkumpul di bagian dalam pakaian dan helmnya, perlahan-lahan mengalir dari wajahnya ke hidung dan mulutnya.

"Williams dan Wilmore menyelesaikan tujuan utama mereka, termasuk melepaskan rakitan antena grup frekuensi radio dari rangka stasiun dan mengumpulkan sampel material permukaan untuk dianalisis dari laboratorium Destiny dan ruang kedap udara Quest," lapor NASA.

Di antara berbagai operasi yang dilakukan di luar ISS, duo tersebut mengumpulkan sampel material permukaan, sampel potensial kehidupan mikroba di sekitar ruang kedap udara Quest dan di luar laboratorium Destiny. Sebagai bagian dari investigasi Mikroorganisme Eksternal ISS , para ilmuwan ingin melihat apakah bakteri telah menemukan cara untuk bertahan hidup di luar stasiun luar angkasa. Tahun lalu mereka menemukan bakteri di dalam ISS telah bermutasi menjadi sesuatu yang belum pernah terlihat di Bumi sebelumnya.