Menteri Perdagangan Budi Santoso (Tengah). (Humas Kemendag)
Jakarta, tvrijakartanews - Menteri Perdagangan Budi Santoso optimis Indonesia dapat melaksanakan swasembada pangan. Pasalnya, tren ekspor yang baik ini bisa menjadi pertanda bahwa Indonesia mampu menjalankan swasembada pangan bila eksekusinya profesional.
“Kita lihat bahwa tidak semua produk pangan itu kita impor. Banyak juga yang kita ekspor. Contohnya, beras khusus seperti pandan wangi (beras beraroma), Kemudian, gula juga kita ekspor. Kita impor gula untuk diproduksi (diolah) di Indonesia, kemudian (ada yang) diekspor. Telur ayam dan daging ayam ras juga kita ekspor dengan tren yang cukup tinggi. Artinya, kita optimistis swasembada pangan bisa dilakukan sepanjang dilakukan secara profesional," kata Budi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (29/12/2024).
Budi menambahkan ekspor beras Indonesia ke dunia menunjukkan tren yang naik pada 2019–2023, yaitu 16,09 persen. Sementara itu, tren ekspor gula naik 1,80 persen.
"Kemudian, ekspor telur ayam menunjukkan tren kenaikan sebesar 93,96 persen dan tren ekspor daging ayam ras naik 33,79 persen," tuturnya.
Menurut Budi, Indonesia memiliki produk-produk pertanian dan olahannya yang berkinerja ekspor luar biasa. Salah satunya adalah minyak sawit mentah (CPO). Pada Januari–Oktober 2024, nilai ekspor CPO dan produk turunannya tercatat sebesar USD 22,92 miliar dengan volume ekspor 32,68 juta ton.
"Kebutuhan dalam negeri sudah tercukupi, kemudian sisanya diekspor. Artinya, sebuah contoh bahwa komoditas pertanian kita punya potensi ekspor sepanjang dikelola dengan baik," ungkapnya.
Di periode yang sama, lanjut Budi, Indonesia telah mengekspor sejumlah bahan pangan dengan volume yang cukup baik. Beberapa komoditas pangan yang telah diekspor pada periode tersebut, antara lain, gula sebanyak 608,56 ribu ton, ikan 509,91 ribu ton, jagung 56,73 ribu ton, bawang merah 13,60 ribu ton, dan susu 10,05 ribu ton.
Berkaca dari catatan tersebut, Budi meyakini komoditas pangan yang dikelola dengan baik dapat mencapai swasembada. Upaya mencapai swasembada ini pun perlu disinergikan bersama pemerintah daerah. Sehingga, sinergi berjalan mulai dari inventarisasi masalah hingga implementasi solusi.
"Walaupun belum bisa ekspor, tapi paling tidak, kebutuhan dalam negerinya bisa terpenuhi," pungkas.