Bapanas Siapkan Skema SPHP Jagung untuk Peternak Ayam Petelur
EkonomiNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menggelar konferensi pers di Kantor Bapanas. (Tvrijakartanews/ John Abimanyu)

Jakarta, tvrijakartanews - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyiapkan skema penyaluran stabilisasi harga pangan (SPHP) jagung untuk peternak ayam petelur. Hal ini untuk harga di petani dan peternak.

"Hari ini kita sudah bisa stabilisasi harga pangan (SPHP), jadi anggaran untuk pakan ternak yang disiapkan Badan Pangan Nasional Rp78 miliar," kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, ditemui di Kantor Bapanas, Jakarta, Rabu (24/9/2025).

Arief menambahkan saat ini pihakna sudah menyiapkan jagung yang siap distribusikan 52.400 ton.

"Jadi tidak usah khawatir Peternak Mandiri, Peternak Rakyat ini menjadi prioritas sampai dengan akhir tahun ini," ujarnya.

Selain itu, pemerintah telah menaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) jagung di tingkat petani menjadi Rp5.500/kg. Kebijakan ini ditetapkan Bapanas untuk meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menjaga stabilitas pangan nasional.

"Jadi sebenarnya harga jagung naik itu juga prestasi dari pemerintah karena sebelumnya harga jagung itu Rp 3.150, kemudian dinaikan Rp 4.500, kemudian terakhir Bapanas menyiapkan skema Rp 5.500, dan dibuatkan skema sedemikian rupa sehingga Rp 5.500 itu petani bisa terima," ungkapnya.

Dikatakan Arief, kenaikan harga ini merupakan arahan atau keinginan langsung Presiden Prabowo Subianto.

"Jadi jagung ke level Rp 5.500 itu adalah maunya pemerintah, maunya kita semua, maunya Presiden. Jadi petaninya itu memang kita siapkan lebih baik, sama seperti beras Rp 6.500,” paparnya.

Disamping itu, Arief menjelaskan pemerintah juga menyiapkan perbaikan infrastruktur irigasi agar produksi jagung tidak hanya bergantung pada tadah hujan.

Dengan demikian, cadangan pangan pemerintah bisa digunakan saat produksi menurun di luar musim panen raya.

"kita lagi siapin irigasinya, karena kalau irigasinya belum sempurna, maka kita hanya tadah hujan ikut, ikut naik turunnya sehingga kita punya cadangan pangan pemerintah yang bisa kita gelontorkan pada saat produksinya tidak seperti panen raya," pungkasnya.