BKPM Sebut Investasi Hilirisasi Tumbuh 58,1 Persen Pada 2025
EkonomiNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Menteri Invetasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani. (Tangkap layar YouTube BKPM)

Jakarta, tvrijakartanews - Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM menyampaikan nilai realisasi investasi di proyek-proyek hilirisasi itu tumbuh 58,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

"Kita melihat kemungkinan angka ini persentasenya akan bertambah di bulan-bulan berikutnya, atau tahun-tahun berikutnya," kata Menteri Invetasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani ditemui di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta, Jumat (17/10/2025).

Rosan menuturkan dari sisi proyek hilirisasinya, mayoritas masih berupa sektor mineral senilai Rp291,6 triliun. Terdiri dari proyek pengolahan nikel setara Rp136,1 triliun, tembaga Rp61,2 triliun, bauksit Rp43,2 triliun, besi baja Rp 31 triliun, timah Rp5 triliun, dan lainnya Rp15,1 triliun.

"Dari segi sektor mineral yang dalam hal ini memang nikel masih memberikan kontribusi terbesar," ujarnya.

Menurutnya, sektor kedua berasal dari perkebunan dan kehutanan senilai Rp103,3 triliun. Proyek investasi hilirisasinya untuk komoditas kelapa sawit Rp52,7 triliun, kayu log Rp36,6 triliun, karet Rp9,7 triliun, dan lainnya Rp4,3 triliun (termasuk pala, kelapa, kakao, dan biofuel).

Urutan ketiga masuk ke sektor minyak dan gas bumi dengan total senilai Rp32,6 triliun, terdiri dari proyek hilirisasi minyak bumi Rp18,3 triliun, dan gas bumi Rp14,3 triliun.

Terakhir ialah di sektor perikanan dan kelautan dengan total nilai Rp3,9 triliun yang terdiri dari hilirisasi komoditas garam, ikan tuna, cakalang, dan tongkol, udang, rumput laut, rajungan, serta tilapia.