Empat Motif Batik Baru dari Desa Bandung Pandeglang: Kolaborasi Tradisi dan Inovasi
FeatureNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Empat Motif Batik Baru dari Desa Bandung Pandeglang: Kolaborasi Tradisi dan Inovasi. Foto : Istimewa

Banten, tvrijakartanews - Desa Bandung, yang terletak di kaki Gunung Karang, Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, kini semakin dikenal sebagai desa wisata dengan kekayaan budaya dan sumber daya alamnya.

Desa yang dikelilingi hamparan sawah dan kebun ini telah meluncurkan empat motif batik baru hasil kolaborasi antara kerajinan tradisional dan inovasi modern.

Peluncuran motif batik ini merupakan hasil dari pelatihan membatik yang diinisiasi oleh Pemerintah Desa Bandung bersama Universitas Multimedia Nusantara (UMN).

Kepala Desa Bandung, Wahyu Kusnadiharja, menyampaikan bahwa program ini bertujuan menggabungkan kerajinan anyaman daun pandan, yang menjadi ciri khas desa, dengan seni batik.

"Dari sumber daya alam yang ada menjadi sebuah potensi desa memiliki nilai ekonomis untuk masyarakat," kata Wahyu kepada wartawan yang dikutip, Jumat (13/12/2024).

Empat Motif Batik Khas Desa Bandung

1. Batik Sinyonya

Motif ini menggambarkan ikan mas Sinyonya, ikan purba yang menjadi ikon Desa Bandung. Desainnya menonjolkan keunikan ikan ini sebagai simbol kekayaan alam desa.

"Ikan Mas Sinyonya ini termasuk ikan peninggalan zaman Purbakala yang menjadi ciri khas dan icon Kabupaten Pandeglang," kata Wahyu.

2. Batik Puhu

Terinspirasi dari kopi Puhu, kopi khas Desa Bandung. Motif ini memadukan unsur daun, buah, dan akar kopi, menciptakan pola yang elegan dan eksklusif.

"Podak kopi dari Desa Bandung adalah kopi Puhu. Yang mana nama Puhu itu sendiri adalah pangkal, pangkal itu yang tertua dapat dikatakan Puhu," kata Wahyu.

"Motif batik yang dihasilkan itu nanti terdiri dari motif batik daun kopi, buah kopi, akar kopi, dan lain sebagainya. Sehingga menjadi tulisan batik yang eksklusif adalah Batik Puhu," jelasnya.

3. Batik Pandan

Motif ini merepresentasikan daun pandan dan anyaman pandan, yang selama ini menjadi sumber penghidupan utama warga. Pola ini mengangkat nilai seni tinggi dari kerajinan lokal.

"Makanya kami berikan batik pandan khas iconik yang ada di Desa Bandung menggambarkan simbolik. Potensi-potensi yang ada di Desa Bandung di buat gambaran dalam tulisan batik," kata Wahyu.

4. Batik Almadad

Motif ini mengangkat seni tradisional pencak silat dan debus, termasuk simbol-simbol seperti gong, golok, dan alat debus. Desainnya menghadirkan identitas seni khas Desa Bandung.

"Nah Almadad itu adalah alat berupa paku besar dan palu yang sering digunakan untuk antraski saat bermain tradisi seni debus," kata Wahyu.

"Nanti motif Almadad ini dikolaborasi di dalamnya ada gambar gong besar, gong kecil, ada gendang, golok dan sebagainya. Itu akan diukir ditulis menjadi sebuah motif batik yang memiliki motif atau nilai seni tinggi itu adalah batik Al madad," jelasnya.

Kolaborasi untuk Pemberdayaan Ekonomi

Pelatihan membatik yang berlangsung selama tiga bulan di Pendopo Bukit Sinyonya diikuti oleh 58 peserta, sebagian besar adalah perajin anyaman pandan.

Melalui kolaborasi ini, Wahyu ingin menciptakan produk seperti tas, sandal, atau kopiah yang menggabungkan anyaman pandan dengan kain bermotif batik.

"Dari kerjasama itu, di Desa Bandung telah dilaksanakan kegiatan pelatihan membatik. Pelatihan membatik ini kurang lebih diikuti oleh 58 peserta," kata Wahyu.

"Yang melatarbelakangi untuk pelatihan membatik ini ingin mengkolaborasikan antara kerajinan anyaman pandan, dengan batik," jelasnya.

Program ini didukung oleh para dosen UMN yang mengaplikasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi, mencakup pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Ketua LPPM UMN, Winarno, menjadi penggagas utama pelatihan ini.

"Adapun penggagas dari Batik ini adalah dari Ketua LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) UMN pak Winarno," kata Wahyu.

"Beliau yang menggagas dan beliau pula yang mengkoordinasikan kepada dosen-dosen yang ada di UMN untuk secepatnya melaksanakan pengabdian masyarakat Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. Jadi penggagas utamanya adalah Ketua LPPM Universitas Multimedia Nusantara, Winarno," jelasnya.

Meningkatkan Potensi Desa Wisata

Desa Bandung telah ditetapkan sebagai salah satu dari 17 desa wisata di Pandeglang, dengan objek andalan Mina Agro Wisata Bukit Sinyonya. Kehadiran motif batik ini diharapkan memperkuat identitas desa sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat.

"Desa Bandung ditetapkan menjadi desa wisata setelah Desa Bandung mendirikan obyek wisata buatan yaitu Mina Agro Wisata Bukit Sinyonya," kata Wahyu.

Sementara itu, Camat Banjar, Muhamad Windu Darojat, turut mengapresiasi langkah ini. Menurutnya, pelatihan ini bukan hanya memberdayakan masyarakat, tapi juga membuka peluang pendapatan baru yang berkelanjutan.

"Apalagi berupa pemberdayaan melalui pelatihan membatik. Ini sangat potensial menambah keilmuan kepada warga Desa Bandung, yang tentunya akan memiliki manfaat besar bahkan bisa menjadi potensi sumber pendapatan baru," kata Windu.

Dengan sinergi antara tradisi, inovasi, dan pemberdayaan, Desa Bandung terus melangkah maju sebagai desa wisata yang kaya akan budaya dan potensi ekonomi.