
Konferensi Pers JAFF Market 2025 / foto: Sanrifa Akmalia
Jakarta, tvrijakartanews - Gelaran Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) kembali menghadirkan JAFF Market untuk tahun kedua, kali ini didukung oleh Amar Bank. Acara ini akan berlangsung pada 29 November hingga 1 Desember 2025 di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta, sekaligus merayakan 20 tahun eksistensi JAFF sebagai salah satu festival film paling berpengaruh di kawasan Asia Pasifik.
Setelah sukses di tahun pertamanya dengan 6.700 peserta dari 19 negara, 151 booth, dan tercapainya 63 kesepakatan bisnis senilai Rp 36 miliar, JAFF Market Powered by Amar Bank hadir kembali sebagai ajang yang mempertemukan berbagai pelaku industri film — mulai dari kreator, produser, investor hingga mitra strategis — dalam satu ruang kolaboratif yang dinamis dan berdampak.
“JAFF Market lahir dari semangat JAFF untuk mendukung sinema independen Asia, kini dikembangkan sebagai ruang yang merespons langsung kebutuhan industri film hari ini,” ujar Ifa Isfansyah, Festival Director JAFF dalam konferensi pers JAFF Market pada Rabu (28/5/25). “Kita ingin karya Indonesia tak hanya tumbuh di negara sendiri, tapi mampu bersaing dan berdialog di pasar global.” lanjutnya.
Wakil Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Giring Ganesha, turut memberikan dukungannya terhadap penyelenggaraan JAFF Market edisi kedua ini. Ia menegaskan bahwa kehadiran platform ini merupakan bagian dari upaya strategis pemerintah dalam memperkuat ekosistem perfilman nasional.
“Pemerintah melihat JAFF Market sebagai mitra penting dalam upaya mendorong pertumbuhan industri film yang berkelanjutan. Platform ini bukan hanya mempertemukan pelaku industri, tetapi juga membangun fondasi kolaborasi lintas sektor yang sangat dibutuhkan untuk menjadikan film Indonesia sebagai kekuatan budaya, sekaligus sumber ekonomi di kawasannya,” ujar Giring.
JAFF Market 2025 akan menghadirkan enam program utama yang dirancang untuk mendukung berbagai elemen dalam dunia perfilman, yaitu:
- JAFF Future Project (Inkubasi Proyek & Pendampingan Kreatif)
- Content Market (Presentasi IP & Business Matchmaking)
- Talent Day (Mentorship Talenta Baru & Networking)
- Film & Market Conference (Forum Diskusi Industri & Dialog Kebijakan)
- Market Screening (Pemutaran Privat untuk Audience, Buyer & Distributor)
- Film Lab (Workshop Khusus & Pengembangan Proyek)
“Kami membangun JAFF Market sebagai katalis untuk pertumbuhan ekosistem film nasional – mulai dari ide, talenta, sampai struktur distribusi dan bisnis,” ujar Linda Gozali, Market Director JAFF Market. “Fokus kami tetap: menjembatani konten Indonesia dengan peluang nyata, baik lokal maupun internasional.”
Tahun ini, geliat perfilman nasional semakin terasa. Hingga Mei 2025, jumlah penonton bioskop di Indonesia telah mencapai angka 35 juta, atau sekitar 44% dari total 80 juta penonton sepanjang 2024. Meski begitu, dengan jumlah layar bioskop yang masih sekitar 2.200 secara nasional, persoalan distribusi dan monetisasi IP masih menjadi tantangan besar. Dalam konteks inilah JAFF Market mengambil peran sebagai ruang B2B domestik yang memperluas jaringan internasional dan mendorong kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan lembaga budaya dan kerja sama antar negara, demi memperkuat posisi Indonesia di panggung kreatif Asia.
Tingginya antusiasme juga terlihat dari semakin padatnya booth peserta — sekitar 50% telah terisi — serta meningkatnya minat sponsor dan kemitraan internasional yang sedang dijajaki. Beberapa alumni JAFF Market 2024 juga telah menorehkan prestasi di panggung internasional. Salah satunya adalah film “Pangku” karya Reza Rahadian yang ditayangkan di Marché du Film Cannes 2025 melalui program HAF Goes to Cannes. Selain itu, tiga IP lokal yaitu Bandits of Batavia, Jitu, dan Locust berhasil tampil di Forum Pitching IP Cannes.
Konsistensi JAFF Market dalam menjadi penghubung antara dunia kreatif dan sektor pendukung juga menarik perhatian Amar Bank untuk bergabung sebagai sponsor utama tahun ini. Presiden Direktur Amar Bank, Vishal Tulsian, mengungkapkan bahwa keterlibatan mereka dalam JAFF Market 2025 adalah langkah strategis untuk menjajaki potensi besar industri kreatif di Indonesia.
“Kemitraan ini memberikan kesempatan luas bagi kami untuk memahami kebutuhan pelaku industri, membuka peluang kolaborasi yang lebih erat, dan pada waktunya menghadirkan solusi keuangan yang tepat dan relevan. Dukungan ini juga diharapkan menjadi sinergi yang kuat antara layanan keuangan digital dan sektor kreatif, yang semakin penting bagi perekonomian Indonesia.”
Menjadi penutup kalender pasar film Asia Tenggara 2025, JAFF Market tak sekadar menjadi tempat temu insan industri film, melainkan juga strategi jangka panjang untuk menghadapi tantangan industri, merancang solusi konkret, dan merayakan kolaborasi bermakna demi masa depan perfilman Indonesia.