Komikus Diyan Bijac Curcol dan Sampaikan Unek-unek Lewat Karya Komik
FeatureNewsHot

Diyan Bijac

Jakarta, tvrijakartanews - Dian Her Dwiandaru atau akrab disapa Diyan Bijac merupakan seorang komikus yang terkenal lewat sejumlah karyanya. Ia lahir tahun 1974 dan saat ini menetap di Cibinong, kabupaten Bogor, provinsi Jawa Barat.

Diyan sudah hobi menggambar sejak dirinya masih kanak-kanak, tapi kemudian ia melanjutkan sekolah di jurusan teknik mesin. Meskipun sempat bekerja di bidang permesinan, ia tidak meninggalkan hobinya. Sambil bekerja, Diyan masih meluangkan waktu untuk mengirimkan karya kartunnya ke koran-koran cetak.

Tahun 1994, Diyan mulai bekerja sebagai animator E&G Films di Jakarta. E&G Films E&G Films merupakan sebuah perusahaan pembuat film anime asal Jepang yang sering tayang di siaran televisi. Empat tahun kemudian, ia mulai aktif membuat komik ketika Kementerian Kebudayaan menggelar acara komik yang pertama di Galeri Nasional tahun 1998. Saat itu, sedang ramainya gerakan komik indie. Diyan juga pernah menjadi kontributor komik untuk Koran Tempo.

“Tahun 2006 sampai 2013 menjadi kontributor komik untuk Koran Tempo. Sempat bikin beberapa buku komik untuk beberapa penerbitan. Nanti saya cek lagi, rada lupa tahun terbitnya,” kata Diyan.

Komikus yang hampir berkepala lima ini menghabiskan sebagian waktunya untuk membuat komik hingga ilustrasi. Bahkan, hobi ini akhirnya menjadi mata pencarian. Menurut Diyan, komik juga bisa dijadikan alat atau media untuk mengeluarkan “unek-unek” dan “curcol”. Disamping membuat komik, dirinya juga membuat kartun dan urban sketsa.

Pemilik akun Instagram @diyanbijac ini juga mempunyai hobi lain yakni menanam pohon. Lewat karya, dirinya kampanye mengajak orang-orang untuk tanam pohon. Kegiatan tanam pohon tersebut diunggah ke media sosial Tik Tok, Instagram, Facebook, dan YouTube.

“Jadi, karya komik itu bisa dibawa ke arah mana pun kita mau. Kadang-kadang upload video tanam pohon juga,” ujar Diyan.

Pemecah rekor Karikatur Terbanyak acara Kick Andy Metro tv bersama tim kartunis ini kini menjadi pengurus di komunitas kartunis PAKARTI (Persatuan Kartunis Indonesia) dan juga pengurus di komunitas Bogor Sketchers. Penghargaan lainnya yang berkesan bagi Diyan yakni ia bersama tim pernah memecah rekor MURI sebagai pembuat komik terpanjang 300 meter dalam rangka Peringatan Hari Santri Tahun 2017 di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Semarang. Dirinya juga sedang berpameran sketsa di Gedung Perpustakaan dan Galeri Kota Bogor yang sudah berlangsung sejak Juli 2023. Pameran tersebut dilaksanakan di lokasi yang sama setiap bulannya dengan tema karya yang berbeda-beda.

Saat ini, Diyan lebih banyak aktif di dunia kartun, komik, dan ilustrasi buku. Beberapa tahun terakhir, ia banyak membuat ilustrasi buku cerita anak dan buku-buku pelajaran untuk Kemdikbudristek. November lalu, Diyan ikut menjadi tim penyusun Komik Moderasi Beragama 'ModerArt' edisi kedua yang diterbitkan oleh Kemenag RI. Komik tersebut telah terbit dan diedarkan ke sekolah-sekolah oleh Kemenag serta melakukan pameran di Semarang.

Selain membuat ilustrasi buku cerita anak dan buku pelajaran, Diyan juga mempunyai kesibukan lain yakni berpameran dan berdagang. Ia menjual produk-produk yang berhubungan dengan komik, ilustrasi, sketsa, dan kartun. Sesekali, ia juga masih memantau perkembangan dunia perkomikan saat ini. Menurutnya, kini banyak komikus yang senang berkarya melalui digital.

“Sekarang lebih banyak komik yang dikerjakan secara mandiri dan digital. Banyak komikus lebih senang berkarya di internet, website khusus komik, di media sosial (Instagram, Facebook) dan di aplikasi. Kalo ternyata banyak peminatnya, komikus akan terus mengembangan karyanya menjadi IP (Intelektual Properti). Produknya nanti tidak hanya komik, tapi juga t-shirt, merchandise, dan juga endorse produk tertentu. Biasanya juga akan memproduksi buku secara mandiri. Tanpa melewati penerbitan. Jumlah pembelinya juga sudah bisa diprediksi, dari jumlah fanbasenya.” kata komikus tersebut.

Diyan setuju, bahwa setiap karya seni mempunyai nilai subjektif tersediri bagi penikmatnya. Menurutnya, setiap satu karya yang diapresiaisi oleh orang memiliki kesan yang sungguh luar biasa.