
Seni Imersif Pipilaka di Sarinah / foto: Istimewa
Jakarta, tvrijakartanews - Pipilaka menghadirkan pengalaman seni imersif yang memadukan patung, teknologi, visual, musik, serta narasi filosofis di Sarinah, Jakarta. Pertunjukan ini dapat dinikmati publik mulai 15 Desember 2025 hingga 8 Maret 2026, dengan konsep yang mengajak pengunjung untuk tidak hanya melihat karya seni, tetapi juga merasakannya secara langsung.
Terinspirasi dari filosofi Pipilaka yang berarti semut, pertunjukan ini mengangkat nilai kerja sama, kepedulian, dan ketekunan sebagai fondasi utama. Makhluk kecil tersebut dipilih sebagai simbol bahwa perubahan besar bisa berawal dari langkah-langkah sederhana yang dilakukan bersama-sama.
Pendiri Pipilaka, Wahyadi, menyampaikan bahwa proyek ini membawa semangat berbagi energi positif, imajinasi, serta kepedulian, baik terhadap sesama manusia maupun alam sekitar. Nilai-nilai tersebut disampaikan melalui pendekatan yang ringan dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan.
Sarinah sebagai ruang publik dan pusat budaya Indonesia menjadi tempat yang dinilai tepat untuk menghadirkan Pipilaka. Direktur Utama PT Sarinah, Raisha Syarfuan, menyebut Pipilaka sebagai contoh bagaimana seni dapat hidup dan berinteraksi dengan masyarakat luas. Menurutnya, kehadiran karya kreatif di ruang publik memungkinkan pesan kemanusiaan dan kepedulian lingkungan tersampaikan secara lebih relevan dan berdampak.
Pengalaman Imersif yang Ramah untuk Semua Usia
Instalasi seni Pipilaka dikemas dalam bentuk pertunjukan imersif, di mana patung-patung karakter Pipilaka dipadukan dengan teknologi visual dan audio. Karakter-karakter tersebut seolah “berbicara” kepada pengunjung, menyampaikan pesan tentang lingkungan, nilai kemanusiaan, serta pentingnya kebersamaan dengan cara yang menyenangkan dan mudah dicerna oleh anak-anak, keluarga, maupun masyarakat umum.
Pengalaman ini semakin hidup melalui keterlibatan sejumlah figur publik sebagai pengisi suara karakter Pipilaka. Nama-nama seperti Rossa, Fadil Jaidi, Cinta Laura, Soimah, Dwi Sasono, Nirina Zubir, Agus Ringgo, hingga Heruwa turut memberi warna, emosi, dan kedalaman pada cerita yang disampaikan.
Berbeda dengan pameran pada umumnya, Pipilaka dirancang sebagai ruang interaksi. Pengunjung diajak untuk terlibat secara aktif, berinteraksi dengan instalasi, dan merasakan langsung pesan yang dihadirkan, bukan sekadar melihat karya seni secara visual.
Membawa Misi Sosial dan Edukasi
Tak hanya menjadi ruang seni dan hiburan, Pipilaka juga mengusung misi edukatif dan sosial. Proyek ini dirancang untuk menanamkan kesadaran sejak dini mengenai pentingnya menjaga alam, saling menghargai, serta hidup berdampingan secara berkelanjutan.
Sebagian hasil penjualan tiket Pipilaka turut dialokasikan untuk mendukung program edukasi dan kegiatan sosial, dengan fokus pada anak-anak serta komunitas seni. Melalui pendekatan kreatif dan imersif, Pipilaka diharapkan dapat menjadi medium pembelajaran yang menyenangkan sekaligus bermakna bagi masyarakat.

