
Ilustrasi rupiah. (Tvrijakartanews/ John Abimanyu)
Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah tergelincir 50,50 poin atau 0,31 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan. Melemahnya rupiah disebabkan rilis data inflasi harga konsumen dalam bulan Desember 2024 terbaca sedikit lebih rendah.
Dikutip data Bloomberg, rupiah melemah 50,50 poin atau 0,31 persen menjadi menjadi Rp16.376 per dolar AS. Sedangkan data Yahoo Finance rupiah melemah 41 poin atau 0,25 persen menjadi Rp16.335 per dolar AS.
"Consumer Price Index (CPI) utama sesuai dengan estimasi, sementara CPI inti hanya meleset dari ekspektasi. Namun, data yang keluar hanya sehari setelah data indeks harga produsen yang lebih lemah dari yang diharapkan," kata Analis Pasar Uang Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (16/1/2025).
Ibrahim menjelaskan dengan rendahnya data CPI memicu peningkatan taruhan bahwa pelonggaran inflasi AS akan memberi Fed lebih banyak keyakinan untuk memangkas suku bunga tahun ini.
"Bank sentral diproyeksikan akan memangkas suku bunga dua kali pada tahun 2025, setengah dari total penurunannya pada tahun 2024," ujarnya.
Menurut Ibrahim, dengan kembalinya Presiden terpilih Donald Trump ke Gedung Putih minggu depan, para analis memperkirakan beberapa kebijakannya akan mendorong pertumbuhan serta meningkatkan tekanan harga.
"Fed akan sangat berhati-hati untuk melanjutkan pemotongan suku bunga hingga ada kepastian mutlak bahwa inflasi akan kembali turun," jelasnya.
Selain itu, kata Ibrahim, AS memberlakukan sanksi yang lebih luas pada produsen minyak dan tanker Rusia. Langkah-langkah sanksi AS yang baru telah membuat pelanggan utama Moskow menjelajahi dunia untuk mencari minyak pengganti, sementara tarif pengiriman juga melonjak.
"Pemerintahan Biden pada hari Rabu memberlakukan ratusan sanksi tambahan yang menargetkan pangkalan industri militer Rusia dan skema penghindaran," jelasnya.
Dalam negeri, Ibrahim menjelaskan Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 bergerak di angka 4,7 persen sampai dengan 5,5 persen.
"Angka tersebut lebih rendah daripada ekspektasi sebelumnya di 4,8 persen hingga 5,6 persen karena mencermati kondisi dinamika ekonomi yang bergejolak," ungkapnya.
Ibrahim menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh baik dengan kecenderungan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, dengan melihat data-data yang ada. Tercatat, pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2024 sedikit di bawah perkiraan dipengaruhi oleh lebih rendahnya permintaan domestik, baik konsumsi maupun investasi.
Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi 2024 sedikit lebih rendah dari titik tengah, masih di atas 5 persen, namun di bawah 5,1 persen. Berkaca dari itu, pertumbuhan ekonomi pada 2025 juga lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.
Dia memprediksi untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp16.360 - Rp16.430.