Kasus DBD di Pandeglang Menurun, Baru 141 Kasus dalam 6 Bulan
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang, Dian Handayani ( Sumber : Tb Agus Jamaludin )

Pandeglang, tvrijakartanews - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang mengklaim mengalami penurunan signifikan dalam jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) hingga pertengahan tahun ini.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang, Dian Handayani mengatakan bahwa tren kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Pandeglang tahun ini masih relatif aman.

"Kalau berdasarkan data laporan dari Puskesmas, untuk Januari ada 30 kasus, Februari 21 kasus, Maret 12 kasus, April 23 kasus, Mei 35 kasus, dan Juni 20 kasus. Totalnya 141 kasus selama enam bulan," kata Dian saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis 3 Juli 2025.

Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan enam bulan pertama tahun 2024 lalu, yang tercatat sekitar 600 kasus dari total 1.220 kasus sepanjang tahun.

"Alhamdulillah tahun ini relatif lebih aman. Mudah-mudahan di musim pancaroba ini tidak terjadi lonjakan kasus," harapnya.

Dijelaskannya, dari seluruh kecamatan di Pandeglang, Kecamatan Labuan tercatat sebagai penyumbang kasus DBD tertinggi tahun ini.

"Labuan masih tertinggi, ada 26 kasus selama enam bulan. Mungkin karena jumlah penduduknya juga cukup banyak," ucapnya.

Dinkes Pandeglang juga menegaskan bahwa langkah-langkah preventif dan promotif terus digencarkan melalui puskesmas dan kader kesehatan di masyarakat.

"Kita terus galakkan 3M Plus, termasuk gerakan satu rumah satu jentik. Ini penting agar masyarakat bisa memantau kondisi lingkungan sekitar setiap minggu," jelasnya.

Lanjut Dian, program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) juga terus dilakukan, meskipun hingga kini belum ada permintaan untuk melakukan fogging secara massal.

"Alat fogging tersedia di tiap puskesmas. Tapi sampai saat ini belum ada permintaan karena memang belum ada lonjakan kasus yang signifikan," tambahnya.

Kabar baiknya, hingga pertengahan 2025, belum ada laporan kematian akibat DBD di Pandeglang.

"Tahun ini belum ada dan jangan sampai ada. Kami berharap masyarakat terus aktif menjaga kebersihan lingkungan," ujarnya.

Ia juga mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap gejala awal DBD.karena Biasanya demam tinggi dan tidak turun dalam tiga hari.

"Kalau begitu, sebaiknya langsung periksa darah. Karena gejalanya bisa mirip dengan penyakit lain seperti tipus," jelasnya.

Dian memastikan stok alat deteksi seperti stik DBD dan reagen masih tersedia, termasuk obat-obatan pendukung untuk mengatasi gejala.

"Obatnya bukan untuk virusnya langsung, tapi untuk menjaga kondisi tubuh agar tidak dehidrasi dan mengurangi gejala seperti nyeri dan demam," pungkasnya.