
Sejumlah murid mendapatkan bantuan langsung dari Disdikpora Pandeglang ( sumber : Tb Agus Jamaludin )
Pandeglang, tvrijakartanews - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pandeglang memperkuat komitmennya untuk menekan angka APS dan ATS melalui sejumlah program kolaboratif dan kebijakan lintas sektor.
" Salah satu kepentingan kita Disdikpora terhadap anak yang tidak mampu, kita tetap menjamin bahwa anak di Kabupaten Pandeglang bisa tetap bersekolah, " kata Sukron Mulyadi, selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha pada Disdikpora Kabupaten Pandeglang, usai memberikan bantuan kepada siswa kurang mampu di SMP Negeri 4 Pandeglang, Jumat (18/07/2025).
Menurut data Disdikpora Pandeglang, jumlah Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kabupaten Pandeglang secara akumulatif sempat mencapai 6.000 orang pada tahun ajaran 2023/2024–2024/2025. Namun, dengan berbagai intervensi, angka tersebut menurun menjadi sekitar 5.000 anak pada tahun 2025 .
"Ini yang secara masih masih kita cari, karena terkadang data di dapodik dengan data sekolah itu tidak sama, karena ada beberapa sekolah yang belum mempunyai izin, ini yang sedang kita telusuri dengan cara mengupdate secara rutin melalui operator sekolah, " ujar Sukron.
Salah satu inovasi Disdikpora,lanjut Sukron, adalah program Gerakan Sarerea Lulus Sekolah (GSLS) yang coba di galakan hingga tingkat desa, dengan harapan APS dan ATS ini bisa di atasi.
"juga, agar anak-anak usia sekolah kita kembalikan ke kelas, karena dari penelusuran kami ada beberapa hal yang menjadi penyebab anak tidak sekolah, diantaranya mereka DO ditengah jalan,kemudian mereka sudah lulus tapi tidak melanjutkan sekolah karena faktor ekonomi. Ini yang coba kami upayakan, " jelasnya.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang sedang menyiapkan rancangan Peraturan Bupati (Perbup) yang akan mewajibkan kolaborasi antar OPD, seperti Disdikpora, Dinas Sosial, dan Baznas, dalam penanganan anak putus sekolah. Pendekatan ini diharapkan menjadi kerangka kerja lintas sektor yang sistematis dan berkelanjutan.
" Selain itu, Pemkab juga telah menganggarkan Rp 75 miliar untuk rehabilitasi 30% sekolah yang masih rusak, agar kualitas sarana mendukung akses pendidikan yang lebih baik, " pungkasnya.
Sementara salah seorang penerima bantuan, Rusmini mengaku senang dengan adanya bantuan untuk anaknya yang sempat putus sekolah, lantaran keterbatasan ekonomi.
" Alhamdulillah dengan adanya bantuan dari Disdikpora ini, anak saya bisa kembali sekolah, " singkatnya
Disdikpora Kabupaten Pandeglang telah menunjukkan komitmen nyata dalam menekan angka anak putus sekolah melalui strategi triple-pendekatan: menyediakan pendidikan kesetaraan di pesantren, mempermudah akses fisik ke sekolah dengan bantuan sepeda, dan memperkuat kebijakan serta kolaborasi antar lembaga.