
Kepala BRIN Resmikan Gedung Inkubator Halal, Jadi Pusat Layanan dan Riset Halal di Bogor / Foto: Dimas Yuga Pratama
Bogor, tvrijakartanews - Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB University menggelar soft launching Gedung Inkubator Bisnis Halal di kawasan Science Techno Park (STP) IPB University, Taman Kencana, Kota Bogor.
Fasilitas baru ini merupakan bagian dari program Promoting Research and Innovation through Modern and Efficient Science and Techno Park (PRIME STeP), sebuah inisiatif yang bertujuan memperkuat ekosistem serta kapasitas riset dan inovasi nasional.
Program tersebut dijalankan melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) dengan dukungan pembiayaan dari Asian Development Bank (ADB).
Acara soft launching ditandai dengan pemotongan pita oleh Rektor IPB University sekaligus Kepala BRIN, Prof. Arif Satria, yang dinilai memiliki kontribusi signifikan dalam pengembangan STP IPB, termasuk mendorong realisasi Gedung Inkubator Bisnis Halal sejak ide awalnya dirumuskan.
Prof. Arif menyampaikan bahwa pembangunan gedung ini melalui proses panjang.
“Proses mewujudkan gedung ini tidak sebentar, ini mimpi panjang. Namun mimpi itu kemudian kami terjemahkan menjadi proposal, lalu diajukan ke berbagai pihak,” ujarnya, Kamis, 27 November 2025.
Proposal pembangunan disetujui pada 2021, disusul groundbreaking pada 2023, dan konstruksinya berlangsung sepanjang 2024–2025 hingga akhirnya dilakukan soft launching.
Menurut Prof. Arif, konsep Gedung Inkubator Bisnis Halal IPB terinspirasi dari Chulalongkorn University di Thailand, kampus terkemuka yang telah memiliki halal center meski berada di negara dengan mayoritas penduduk non-muslim.
“Karena mereka punya visi sebagai kitchen of the world, mereka mengembangkan halal center untuk mendampingi UMKM agar bisa menghasilkan produk halal dan mendistribusikannya ke negara-negara Timur Tengah dan negara-negara muslim,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa pengalaman tersebut menunjukkan adanya perusahaan-perusahaan Indonesia yang justru melakukan uji halal di Thailand.
Fakta itu menjadi alasan kuat bagi IPB untuk membangun fasilitas halal yang lebih maju, apalagi IPB merupakan tempat lahirnya pionir gerakan halal melalui LPPOM MUI sejak 1990-an.
“Nantinya gedung ini akan menyediakan berbagai layanan halal: pengujian, sertifikasi, pendampingan UMKM, dan riset,” tambahnya.
Prof. Arif menekankan bahwa riset halal tidak terbatas pada pangan, melainkan juga mencakup kosmetik, material, dan berbagai produk lainnya.
IPB sendiri telah memiliki Pusat Sains Halal, pusat uji halal, serta inkubator bisnis yang akan diintegrasikan ke dalam fasilitas baru ini.
“Peralatan untuk pusat halal ini insyaallah mulai datang pada 2026, dan tahun itu pula pusat halal ini diharapkan sudah berfungsi,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Arif kembali menegaskan bahwa IPB University bukan lembaga penerbit sertifikat halal.
“Sertifikat tetap diterbitkan oleh BPJPH. Kami hanya melakukan pengujian, pendampingan, serta pelatihan baik untuk sertifikasi, uji halal, maupun pelatihan tenaga penyelia yang akan mendampingi UMKM,” tegasnya.
Peluncuran Gedung Inkubator Bisnis Halal ini menandai komitmen IPB University dalam memperkuat ekosistem inovasi halal sekaligus memperluas peran perguruan tinggi dalam mendorong perkembangan industri halal nasional.

