Pemukiman Pra-Columbus Berusia 2.500 Tahun Yang Telah Lama Hilang Ditemukan Di Hutan Amazon
Tekno & SainsNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Foto: ifl science (Panga Media/Shutterstock.com) Pemandangan udara dari sungai berkelok-kelok bernama Upano di kaki pegunungan Andes, Sungai Upano di Ekuador

Jakarta, tvrijakartanews - Pemukiman Pra-Columbus Berusia 2.500 Tahun Yang Telah Lama Hilang Ditemukan Di Hutan Amazon.

Laser yang menembus hutan telah mengungkap reruntuhan kota-kota kuno yang tersembunyi di Amazon. Terletak di Lembah Upano di Ekuador, jaringan pemukiman yang telah lama hilang ini menunjukkan betapa Amerika Selatan kaya akan budaya manusia yang sangat kompleks jauh sebelum Christopher Columbus tiba di pantai mereka.

Dilansir dari ifls science edisi (12/01/2024) permukiman perkotaan yang luas baru-baru ini terungkap berkat penelitian interdisipliner selama 20 tahun yang mencakup kerja lapangan dan pemetaan deteksi dan jangkauan cahaya (LIDAR). Teknologi pencitraan revolusioner ini memungkinkan para peneliti memindai wilayah yang luas dan mendeteksi jejak struktur tersembunyi yang tidak selalu terlihat dengan mata telanjang.

Belakangan ini, para arkeolog telah menemukan sejumlah besar pemukiman pra-Columbus di lembah Amazon yang belum terdeteksi selama berabad-abad, bahkan ribuan tahun. Namun, penelitian baru ini merupakan contoh urbanisme paling awal dan terbesar di Amazon yang pernah ditemukan.

Menurut laporan, peradaban yang baru ditemukan ini pertama kali muncul sekitar 2.500 tahun yang lalu dengan konstruksi signifikan yang terjadi antara 500 SM dan 600 M. Jaringan luas kota-kota besar dan kecil terdiri dari setidaknya 15 lokasi pemukiman berbeda dengan berbagai ukuran, ditandai dengan dibangunnya platform dan alun-alun yang dihubungkan oleh jalan besar dan lurus.

Di antara banyak temuan, mereka juga mengungkap sekitar 6.000 platform persegi panjang berukuran sekitar 20 meter (66 kaki) kali 10 meter (33 kaki) dan tinggi hingga 3 meter (10 kaki). Amazon bukanlah tempat untuk menambang batu, jadi bangunan ini dibuat dari tanah dan lumpur. Para peneliti menggambarkan pemukiman tersebut sebagai contoh “urbanisme taman,” di mana struktur buatan manusia terkait erat dengan lahan pertanian, yang memiliki sistem drainase dan teras yang luas.

Studi baru yang dipublikasikan di jurnal Science ini membuka kembali cerita legenda yang ada sebelumnya. Dikatakan bahwa penjajah Eropa menemukan kota-kota raksasa ketika mereka pertama kali menginjakkan kaki di Amazon. Ceritanya, pemukiman tersebut telah termakan oleh hutan yang tak henti-hentinya. Terinspirasi oleh legenda-legenda ini, penjelajah Inggris Percy Fawcett dan ekspedisinya hilang pada tahun 1925 saat berburu apa yang disebut “Kota Z yang Hilang”, sebuah peradaban misterius yang mereka yakini tersembunyi di Brasil. Kisah-kisah ini sering kali dianggap sebagai dongeng belaka, namun penelitian terbaru seperti ini menunjukkan bahwa kisah-kisah tersebut mungkin saja mengarah pada sesuatu.

“Penemuan seperti ini merupakan contoh nyata dari meremehkan dua warisan Amazon: lingkungan hidup dan juga budaya, dan karena itu Pribumi. Seperti banyak orang lain, kami percaya bahwa sangat penting untuk merevisi secara menyeluruh prasangka kami tentang dunia Amazon dan, dengan melakukan hal tersebut, menafsirkan kembali konteks dan konsep dalam sudut pandang ilmu pengetahuan yang inklusif dan partisipatif,” tulis para penulis studi dalam kesimpulannya.