Pengamat Transportasi Sebut Rute BRT di Jakarta Terpanjang di Dunia
NewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Halte Transjakarta istimewa

Jakarta, tvrijakartanews - Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata Djoko Setijowarno, mengatakan dua puluh tahun lalu, tepatnya 15 Januari 2004 diluncurkan Bus Transjakarta rute Blok M – Kota sepanjang 12,9 kilometer. Panjang total sistem bus rapid transit (BRT) di Jakarta kini 244 kilometer merupakan rute BRT terpanjang di dunia.

"Sekarang, cakupan layanan Transjakarta mencangkup 82,3 persen luas wilayah Kota Jakarta," kata Djoko dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (14/1/2024).

Djoko menjelaskan berdasarkan pemeringkatan yang dilakukan oleh TomTom, London dan Dublin berada di urutan pertama dan kedua sebagai kota termacet di dunia di antara 387 kota yang dianalisis dalam indeks lalu lintas.

"Rata-rata kecepatan maksimal di jam sibuk hanya 14 kilometer per jam di London, Inggris. Di Dublin, Irlandia, rata-rata kecepatan hanya 16 kilometer per jam," ujarnya.

Berdasarkan TomTom Traffic Index 2023, Jakarta menempati peringkat ke-30. Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk berkendara sejauh 10 kilometer di Jakarta adalah 23 menit. Sementara rata-rata kecepatan maksimal hanya 21 kilometer per jam.

Menurutnya, melalui Smart City Index 2023 dari International Institute for Management Development (IMD) yang berbasis di Singapura dan Swiss diperoleh tiga persoalan pelik yang dihadapi Jakarta berada pada kategori kesehatan dan keamanan, pemerintahan, serta mobilitas atau transportasi. Hal ini terlihat dari skor terendah dari 39 aspek yang diukur.

"Global Cities Index 2023 menempatkan Jakarta di peringkat ke-74 dari 156 kota di dunia. Global Cities Index disusun berdasarkan metrik yang mengukur sejauh mana sebuah kota dapat menarik, mempertahankan, serta menghasilkan aliran modal, orang, dan gagasan global," ungkapnya.

Dikatakan Djoko, sebanyak 156 kota di seluruh dunia dinilai dalam lima dimensi standar, yaitu aktivitas bisnis, sumber daya manusia, pertukaran informasi, pengalaman budaya, dan keterlibatan politik.

"Sementara jika merujuk Global Power City Index, Jakarta masih di bawah negara peers atau negara setara dalam ukuran kota global," tuturnya.

Selian itu, Djoko menuturkan Jakarta berada di peringkat ke-45 dari 48 negara. Peringkat tersebut lebih rendah daripada kota satu kawasan, seperti Kuala Lumpur (41), Bangkok (40), dan Singapura (5).

"Penilaiannya berdasarkan enam dimensi utama sebagai parameter kota global, yaitu ekonomi, riset dan pengembangan, interaksi budaya, kualitas hidup, lingkungan, serta aksesibilitas," pungkasnya.