Menteri Investasi Sebut Realisasi Investasi Indonesia Kuartal I-2025 Sebesar Rp465,2 triliun
EkonomiNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani. (Tangkap layar YouTube Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM)

Jakarta, tvrijakartanews - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani mengatakan realisasi investasi Indonesia kuartal I-2025 sebesar Rp465,2 triliun atau sekitar 24,4 persen sepanjang 3 bulan pertama. Angka ini naik 15,9 persen secara year-on-year (YoY) yakni Rp401,5 triliun.

"Sedangkan secara quarter-to-quarter (QtQ) sebesar 2,7 persen dibandingkan akhir tahun 2024 Rp452,8 triliun. Pencapaian dari target investasi triwulan I 2025 mencapai Rp465,2 triliun," kata Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani dalam keterangannya di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM di Jakarta, Selasa (29/4/2025).

Rosan menambahkan ini kurang lebih 24,4 persen dari target 2025. Ini sangat sesuai dengan harapan.

"Tapi yang paling penting memang ini peningkatannya adalah 15,9 persen yoy atau dari tahun sebelumnya," ujarnya.

Menurutnya, rincian investasi ini terdiri dari dari dalam negeri atau penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp234,8 triliun atau sebesar 50,5 ersen.

"Sementara investasi asing mencapai 49,5 persen atau PMA sebesar Rp230,4 triliun," tuturnya.

Dikatakannya, dari sisi penciptaan lapangan pekerjaan baru adalah sebesar 594.104 orang dari total investasi Rp465,2 triliun. Angka ini naik sekitar 8,5 persen dari tahun sebelumnya.

"Ini adalah satu indikator yang sangat baik dan positif di tengah meningkatnya tensi geopolitik dan ekonomi. Tapi alhamdulillah kita melihat appetite dari investor dalam maupun luar negeri untuk berinvestasi itu terus meningkat di Indonesia," ungkapnya.

Selain itu, Rosan menjelaskan komposisi investasi terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp230,4 triliun atau sebesar 49,5 persen dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 234,8 triliun 50,5 persen. Kondisi tersebut cukup menarik di mana PMDN lebih tinggi dari PMA.

"Ini terjadi bukan karena PMA-nya turun, tetapi karena PMDN-nya meningkat jauh lebih tajam dibandingkan PMA. Kalau kita lihat peningkatan PMDN 19,1 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan PMA tetap meningkat juga, bukannya tidak meningkat, naik 12,7 persen. Dua-duanya tetap meningkat secara baik," tambahnya.

Rosan menuturkan salah satu penyebabnya karena faktor peningkatan dari segi infrastruktur seperti pembangunan jalan tol, utamanya di daerah Sumatera Utara dan Riau, serta disebabkan barunya pelaporan investasi di bidang real estate atau properti.

Selanjutnya dari sisi investasi wilayah, di luar Pulau Jawa tercatat investasi mencapai Rp235,9 triliun, sedikit lebih tinggi dibandingkan investasi di Pulau Jawa sebesar Rp229,3 triliun.