
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso. (Tangkap layar YouTube BI)
Jakarta, tvrijakartanews - Bank Indonesia (BI) melalui hasil Survei Perbankan mencatat bahwa penyaluran kredit baru pada triwulan II 2025 terindikasi meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, meski lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun 2024.
Hal tersebut tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru triwulan II 2025 sebesar 85,22 persen.
"Nilai SBT permintaan kredit baru itu lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2025 yang sebesar 55,07 persen. Namun, lebih rendah dari SBT 89,11 persen pada triwulan II 2024," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (23/7/2025).
Ramdan menuturkan pertumbuhan permintaan kredit baru tersebut didorong oleh kredit modal kerja dengan SBT 88,34 persen dan kredit investasi dengan SBT 77,54 persen.
"Sementara kredit konsumsi terindikasi sedikit lebih rendah pada triwulan II 2025 dengan SBT 57,76 persen, dibandingkan triwulan sebelumnya dengan SBT 59,25 persen," ujarnya.
Dikatakan Ramdan, pada triwulan III 2025, penyaluran kredit baru diprakirakan tetap tumbuh dengan nilai SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 81,71 persen.
"Untuk prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru pada triwulan III 2025 sama dengan periode sebelumnya, yaitu kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi dan kredit konsumsi," tuturnya.
Terkait dengan kebijakan penyaluran kredit, standar penyaluran kredit pada triwulan II 2025 diindikasikan lebih berhati-hati dibandingkan triwulan I 2025, tecermin dari Indeks Lending Standard (ILS) yang positif sebesar 0,08.
"Kebijakan penyaluran kredit yang lebih berhati-hati antara lain terdapat pada aspek plafon kredit, premi kredit berisiko, agunan dan persyaratan administrasi," ungkapnya.
Adapun pada triwulan III 2025, standar penyaluran kredit diprakirakan relatif sama dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dengan ILS sebesar 0,02.