IHSG Dibuka Penguat Seiring Sinyal THe Fed Pangkas Suku Bunga
EkonomiNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Ilustrasi IHSG. (Tvrijakartanews/ John Abimanyu)

Jakarta, tvrijakartanews - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka menguat 40,78 poin atau 0,51 persen. Penguatan IHSG seiring sinyal pemangkasan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.

IHSG dibuka menguat 40,78 poin atau 0,51 persen ke posisi 8.107,30. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 5,90 poin atau 0,76 persen ke posisi 777,79.

"Diperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan koreksi dan menguji level support di 7.950-8.000," kata Kepala Riset Phintraco Sekuritas Ratna Lim dalam kajiannya di Jakarta, Rabu (15/10/2025).

Dari mancanegara, China memperketat kontrol atas sektor pelayaran global dengan menjatuhkan sanksi terhadap lima anak usaha Hanwha Ocean asal Korea Selatan di AS.

Langkah itu melarang individu dan entitas di China berbisnis dengan perusahaan yang terdampak, dengan alasan untuk memperkuat keamanan nasional.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengkritik China karena tidak membeli kedelai AS, dan mengancam mempertimbangkan untuk mengakhiri bisnis dengan China terkait minyak goreng.

Namun demikian, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan Presiden AS Donald Trump tetap berada di jalur yang tepat untuk bertemu dengan pemimpin China Xi Jinping di Korea Selatan pada akhir Oktober 2025.

Di sisi lain, dalam pidatonya pada Selasa (14/10/2025), Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa The Fed hampir mencapai titik dimana harus mempertimbangkan mengakhiri program pengetatan kuantitatif atau pengurangan portofolio obligasi.

Powell juga mengisyaratkan bahwa tarif dapat memicu hilangnya lapangan kerja apabila The Fed terlalu lambat dalam memangkas suku bunga.

Dari dalam negeri, defisit APBN hingga September 2025 sebesar 1,56 persen dari PDB atau setara Rp371.5 triliun, melebar dari Agustus 2025 yang sebesar 1,35 persen dari PDB. Namun defisit itu masih lebih rendah dibandingkan dengan target defisit APBN 2025 yang sebesar 2,78 persen.

Pelaku pasar akan mencermati data Foreign Direct Investment kuartal III-2025 pada Rabu (15/10), yang diperkirakan turun 6 persen setelah di kuartal II-2025 turun 7 persen.

Pada perdagangan Selasa (14/10/2025), bursa saham Eropa ditutup mayoritas melemah, diantaranya Euro Stoxx 50 melemah 0,16 persen, indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,10 persen, indeks DAX Jerman melemah 0,62 persen, serta indeks CAC Prancis melemah 0,18 persen.

Sementara itu, bursa saham AS di Wall Street ditutup variatif pada perdagangan Selasa (14/10/2025) , diantaranya S&P 500 melemah 0,2 persen ke 6.644,31, indeks Nasdaq melemah 0,8 melemah ke 22.521,70, sementara Dow Jones menguat 0,4 persen ke 46.270,46

Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 599,64 poin atau 1,28 persen ke 47.477,80, indeks Shanghai menguat 17,46 poin atau 0,44 persen ke 3.882,25, indeks Hang Seng menguat 389,32 poin atau 1,53 persen ke 25.802,50, dan indeks Strait Times menguat 13,12 poin atau 0,31 persen ke 4.367,07.