
Ilustrasi bantuan beras. (Humas Kementan/Bapanas)
Jakarta, tvrijakartanews — Sebagai bentuk kehadiran pemerintah terhadap kondisi kedaruratan di Provinsi Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar), intensitas penyaluran bantuan pangan pun dikebut sejak minggu pertama bencana. Kegesitan koordinasi dan keputusan dalam kondisi darurat pun telah diambil oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang juga Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.
"Program bantuan pangan yang reguler, pada saat hari H, langsung kita kirim. Kita keluarin, percepat, karena stok berasnya dan minyak goreng ada di lokasi. Kemudian yang kedua, jika pemda kekurangan, langsung bersurat via SMS saja. Surat fisiknya belakangan dikirim. Kami di SMS, kami ACC, kirim balik," kata Amran dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (14/12/2025)
"Wali Kota Aceh minta, Pak Mentan, aku butuh 100 ton ini malam. Keluarkan. SMS saya, bukti bahwa Anda butuh. Kemudian suratnya besoknya, tapi itu malam keluarkan. Nah ini namanya kondisi darurat. Butuh kecepatan kita bekerja. Kalau melalui birokrasi yang panjang, saudara kita bisa kelaparan. Ini perintah Bapak Presiden," sambungnya.
Sebagai hasilnya, sampai 12 Desember, pemerintah melalui penugasan Bapanas kepada Perum Bulog telah berhasil menyalurkan beras sebanyak 28,9 ribu ton beras dan 4,2 juta liter minyak goreng. Ini menyasar kepada 5,7 juta jiwa di Provinsi Aceh, Sumut, dan Sumbar.
Capaian tersebut merupakan realisasi dari 2 jenis program bantuan pangan, yakni reguler dan nonreguler. Adapun yang dimaksud program reguler adalah bantuan pangan beras dan minyak goreng yang telah dimulai sejak Oktober. Khusus Aceh-Sumut-Sumbar, total penerimanya 1.715.126 Penerima Bantuan Pangan (PBP) dengan pagu sebanyak 34,3 ribu ton beras dan 6,86 juta liter minyak goreng.
Realisasi bantuan reguler bantuan pangan beras dan minyak goreng untuk Aceh-Sumut-Sumbar sampai 12 Desember totalnya telah mencapai 21,1 ribu ton beras dan 4,2 juta liter minyak goreng. Ini terdiri Aceh 3,7 ribu ton beras dan 741,7 ribu liter minyak goreng, Sumut 11,5 ribu ton beras dan 2,3 juta liter minyak goreng, dan Sumbar 5,9 ribu ton beras dan 1,18 juta liter minyak goreng.
Sementara program nonreguler adalah penyaluran stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk bencana alam (bencal) sesuai permintaan dari pemerintah daerah yang terdampak. Realisasi untuk Aceh-Sumut-Sumbar sampai 12 Desember telah disalurkan sebanyak 7,8 ribu ton.
Untuk pagu alokasinya, per 10 Desember, pagu alokasi CBP bencal untuk Aceh adalah 16,29 ribu ton dengan sasaran penerima 1,9 juta jiwa. Untuk Sumut dialokasikan pagu alokasi CBP bencal sebanyak 6,53 ribu ton untuk menyasar setidaknya 1,8 juta jiwa. Sementara Sumbar mendapatkan pagu alokasi CBP bencal 795,7 ton dengan sasaran 237 ribu jiwa.
"Kami sebagai Kepala Bapanas bersama Bulog, ada 2 bentuk bantuan. Reguler yang memang rutin kita berikan. Kemudian, bantuan nonreguler, ini adalah permintaan dari gubernur, bupati, dan wali kota. Baru saja, 3 hari yang lalu, Gubernur Aceh meminta tambahan beras bencana alam 10 ribu ton. Kami 1 x 24 jam, selesai," tutur Amran.
"Kemudian Sumatera Utara, kami kunjungan langsung ke tempat bencana. Ketemu Gubernur, lalu minta Pak Menteri, aku butuh tambahan 5 ribu ton. Kami tanda tangan di lapangan, di depan Pak Gubernur, di tengah masyarakat, kami tanda tangan, karena ini kan tidak bisa ditunda kalau pangan," pungkas Mentan/Kepala Bapanas Andi Amran Sulaiman.
Untuk diketahui, selain bantuan pangan reguler dan nonreguler yang bersumber dari APBN, keluarga besar Kementerian Pertanian dan Bapanas bersama mitra-mitra melakukan gotong royong untuk mengumpulkan bantuan senilai Rp 75 miliar. Sampai hari ini telah dikirim paket bantuan total Rp 44 miliar dalam 2 tahap pengiriman.

