
Menkop Tekankan Penguatan Peran BA Sebagai Ujung Tombak Suksesnya Program Kopdes Merah Putih / Foto: Istimewa
Jakarta, tvrijakartanews - Kementerian Koperasi (Kemenkop) menggelar pengarahan akhir tahun bagi para Business Assistant (BA) untuk Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih sebagai bagian dari evaluasi nasional terhadap kinerjanya di tahun 2025.
Melalui kegiatan ini diharapkan menjadi momentum strategis untuk memperkuat peran BA sebagai ujung tombak keberhasilan program Kopdes/Kel Merah Putih di seluruh Indonesia.
Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Juliantono menegaskan bahwa keberadaan BA adalah faktor krusial yang menentukan berhasil atau tidaknya program Kopdes/Kel Merah Putih di seluruh Indonesia. Ia mendorong agar seluruh BA yang telah bekerja selama tiga bulan terakhir dapat menyampaikan laporan kinerja pendampingannya sebagai bagian dari basis penilaian untuk program lanjutan di tahun 2026.
"Kami harap para BA di seluruh wilayah di Indonesia membuat semacam laporan yang akan jadikan sebagai basis penilaian, mudah-mudahan dari laporan bapak/ ibu semua dapat menjadi masukan penting bagi kami," kata Menkop Ferry dalam Pengarahan Bisnis Asisten Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih Akhir Tahun 2025 yang diikuti oleh seluruh BA dan Kepala Dinas Propinsi/Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia secara virtual, Jakarta, Selasa, 30 Desember 2025.
Turut hadir mendampingi Menkop, Sekretaris Kementerian Koperasi (Kemenkop) Ahmad Zabadi, Deputi Bidang Pengembangan Usaha Koperasi Panel Barus, Deputi Bidang Pengembangan Daya Saing dan Talenta Desty Anna Sari, Deputi Bidang Pengawasan Koperasi Herbert Siagian, Direktur Umum dan Hukum LPDB Koperasi Deva Rachman dan sejumlah pejabat tinggi/madya Kemenkop.
Menkop Ferry kembali menegaskan bahwa Presiden telah menetapkan Kopdes/Kel sebagai program unggulan dan bagian dari program strategis nasional. Kehadiran Kopdes/Kel Merah Putih ini diharapkan menjadi ekosistem ekonomi baru yang mampu menggerakkan transaksi uang serta aktivitas ekonomi produktif di desa dan kelurahan.
Target-target tersebut akan lebih mudah dicapai apabila seluruh pihak terlibat aktif termasuk para BA dalam upaya penguatan dan pengembangan Kopdes/Kel Merah Putih. Ia meminta para BA dan kepala dinas di daerah turut menjaga profesionalitas dan kekompakan dalam pelaksanaan program. Ia menegaskan bahwa keberhasilan Kopdes/Kel Merah Putih sangat bergantung pada kualitas pendampingan.
Terkait dengan keberlanjutan program BA bagi Kopdes/Kel Merah Putih, Menkop akan melakukan evaluasi terlebih dahulu dari seluruh laporan kinerja dari BA untuk kemudian akan dilakukan pertimbangan secara mendalam.
Dalam pengarahan tersebut, Menkop Ferry menekankan bahwa pembangunan fisik Kopdes/Kel Merah Putih berupa gudang, gerai dan sarana pendukung lainnya perlu untuk dilakukan percepatan dan pengawasan yang ketat agar target operasionalisasi di bulan Maret- April 2026 dapat terwujud.
Menkop kembali menegaskan bahwa tantangan di tahun 2026 terkait dengan target operasionalisasi Kopdes/Kel Merah Putih akan semakin berat. Namun tantangan tersebut optimis dapat dicapai dengan integritas dan kerja terarah dari seluruh pihak terkait.
Ia berharap kerja asistensi dari para BA kepada pengurus/ pengelola Kopdes/Kel Merah Putih dapat mendorong pemahaman yang komprehensif agar tujuan pembentukan Kopdes tersebut dapat sesuai harapan.
"Kopdes ini harus keren, modern, dan menjadi legacy bagi kita semua. Mari kita songsong 2026 dengan kinerja yang berintegritas agar Kopdes modern dan berdaya saing,” tutupnya.
Deputi Bidang Pengembangan Usaha Koperasi Panel Barus menambahkan bahwa pendampingan yang dilakukan selama tiga bulan oleh BA merupakan sarana penting untuk evaluasi dan perbaikan koperasi baru. Menurutnya, asistensi bisnis memberikan landasan yang kuat agar Kopdes/Kel Merah Putih dapat tumbuh sehat dan berdaya saing.
Panel juga melaporkan bahwa sebanyak 7.894 BA telah terlibat dalam proses pendampingan, mulai dari penyusunan rencana bisnis, kelengkapan administrasi di Simkopdes, hingga membantu pengajuan pembiayaan dan percepatan pembangunan aset fisik.
Kepala Dinas Koperasi Provinsi Sumatra Utara Naslindo turut menyampaikan apresiasi terhadap program BA dan PMO (Project Management Officer) yang dinilainya sangat penting untuk memperkuat Kopdes/Kel Merah Putih di wilayahnya. Ia menegaskan pentingnya peningkatan kapasitas BA, terutama dari sisi mentalitas, mindset, dan jiwa pemberdayaan.
Naslindo juga melaporkan bahwa 380 koperasi di Sumatra Utara terdampak bencana dengan total kerugian mencapai lebih dari Rp31 miliar. Ia meminta agar pendampingan BA tetap dilanjutkan melalui dana dekonsentrasi wilayah terdampak bencana di tahun 2026.
Pada sesi interaktif dengan para BA, Perwakilan BA Kabupaten Cilacap Abi Legowo menaruh harapan besar agar program BA ini dapat dilanjutkan di tahun 2026. Menurutnya program pendampingan Kopdes/Kel Merah Putih telah berjalan positif dengan sejumlah kolaborasi strategis. Ia menyebut Kopdes/Kel dampingannya kini telah mampu bekerja sama dengan BUMN seperti Pertamina untuk suplai gas, fasilitas apotek desa, serta layanan perbankan Himbara.
“Pengurus merasa sangat terbantu dengan keberadaan BA dan PMO sebagai jembatan informasi dengan pemangku kepentingan,” jelas Abi.
Ia berharap pemerintah pusat turut memberikan dukungan tambahan bagi Kopdes/Kel Merah Putih di wilayahnya untuk dapat membangun SPBU Nelayan karena Cilacap merupakan wilayah pesisir dimana mayoritas profesi masyarakatnya adalah nelayan.

