Nilai Tukar Rupiah Ditutup Melemah 37 Poin
EkonomiNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Ilustrasi rupiah (freepik)

Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah tersungkur di angka 37 poin atau setara 0,24 persen.

Sebagaimana dikutip data Bloomberg, Selasa (16/1/2024), rupiah tersungkur 37 poin atau 0,24 persen di level Rp15.592 per dolar AS. Sedangkan data Yahoo Finance rupiah melemah 38 poin atau setara 0,24 persen di level Rp15.587 per dolar AS.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan para pedagang sekarang menunggu isyarat lebih lanjut mengenai The Fed dan perekonomian AS, dengan Gubernur Fed Christopher Waller akan menyampaikan pidatonya pada hari Selasa.

"PadaRabu, data penjualan ritel dan produksi industri AS diperkirakan memberikan lebih banyak isyarat terhadap perekonomian terbesar di dunia tersebut," kata Ibrahim pada keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (16/1/2024).

Ibrahim menjelaskan pembacaan data produksi industri dan penjualan ritel AS akan dirilis pada hari Rabu dan diperkirakan akan memberikan lebih banyak sinyal terhadap perekonomian. Tanda-tanda ketahanan ekonomi apa pun memberi The Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu lebih lama.

"Namun pasar tampaknya sedikit mengurangi spekulasi bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya paling cepat pada bulan Maret 2024, menurut alat CME Fedwatch," jelasnya.

Dikatakan Ibrahim, Fokus kini tertuju pada data produk domestik bruto (PDB) kuartal keempat, yang akan dirilis pada hari Rabu, untuk mengetahui lebih banyak isyarat mengenai perekonomian.

"PDB diperkirakan sedikit melampaui target tahunan pemerintah sebesar 5% pada tahun 2023. Ini sebagian besar disebabkan oleh basis perbandingan yang lebih rendah dibandingkan tahun 2022," ucapnya.

Namun angka yang lebih tinggi kemungkinan besar didorong oleh dasar perbandingan yang lebih rendah dari tahun 2022, karena perekonomian Tiongkok sedang berjuang untuk bangkit kembali setelah tiga tahun lockdown akibat Covid-19.

"Angka produksi industri dan penjualan ritel Tiongkok untuk bulan Desember juga akan dirilis pada hari Rabu," ungkapnya.

Utang Luar Negeri Menggelembung

Bank Indonesia mencatat posisi utang luar negeri alias ULN RI per November 2023 sebesar US$ 400,9 miliar atau Rp 6.230 triliun (asumsi kurs Rp 15.540 per dolar AS). BI mengklaim posisi utang luar negeri ini tetap terkendali.

Menurut Ibrahim, Posisi utang luar negeri per November 2023 ini tercatat naik 2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yoy. Perkembangan ULN tersebut terutama disebabkan oleh transaksi ULN sektor public.

Selain itu, posisi utang luar negeri pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk Rupiah. Hal ini berdampak pada meningkatnya angka statistik ULN Indonesia valuta lainnya dalam satuan dolar AS

"Terjaganya utang luar negeri Indonesia pada November 2023 terlihat dari rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 29,3 persen. Selain itu, terlihat dari dominasi utang luar negeri jangka panjang dengan pangsa mencapai 87,1 persen dari total ULN," tambahnya.

BI dan pemerintah akan memperkuat koordinasi dan memantau perkembangan untuk menjaga struktur utang luar negeri tetap sehat. Selain itu, peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional berkelanjutan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian.

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan besok akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar akan ditutup melemah.

"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.570 per USD hingga Rp15.640 per USD," tutupnya.