Pengamat INDEF Sebut Mayoritas Percakapan Bersentimen Negatif Terjadi di Platform X Sebesar 40,45 persen
EkonomiNewsHotAdvertisement
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Esther Sri Astuti. (Humas Praxis)

Jakarta, tvrijakartanews - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Esther Sri Astuti mengapresiasi upaya Praxis PR dalam memetakan persepsi publik terhadap kebijakan hilirisasi minerba.

"Hilirisasi meningkatkan investasi dan kapasitas ekonomi yang ditunjukkan dengan kenaikan nilai investasi dan produk domestik bruto, tetapi belum mampu mengurangi tingkat kemiskinan dan ketimpangan ekonomi," kata Esther ditemui di Jakarta, Rabu (31/7/2024).

Esther menambahkan dari hasil survei percakapan mayoritas terjadi pada platform X sebesar 40,45 persen dengan didominasi percakapan bersentimen negatif.

"Percakapan lainnya terjadi juga di YouTube (28,76 persen), Instagram (21,20 persen), Fanpage Facebook (5,6 persen), dan TikTok (3,91 persen)," ujarnya.

Menurut Esther, secara gender, percakapan didominasi oleh kelompok pria yang didominasi oleh generasi milenial atau Y.

"Dalam percakapan isu hilirisasi, akun unique mendominasi percakapan sebesar 39 persen dan akun cyborg serta robot masing-masing 35% dan 26 persen," tuturnya.

Sebelumnya, Director of Public Affairs Praxis PR, Sofyan Herbowo mengatakan pihaknya melakukan penelitian terkait persepsi publik terhadap narasi kebijakan hilirisasi minerba. Hasil survei menyebutkan sebanyak 26.142 percakapan dengan dominasi percakapan bersentimen negatif.

"Hilirisasi adalah salah satu lema yang populer di publik, merujuk pada kebijakan pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah dari hasil alam melalui berbagai langkah turunan,” kata Sofyan ditemui di Jakarta, Rabu (31/7/2024).

Sofyan menjelaskan dari hasil survei ditemukan adanya kesenjangan narasi yang mengakibatkan perbedaan persepsi antara pemerintah dan masyarakat terhadap program hilirisasi minerba.

Adapun salah satu kesimpulan ini merupakan hasil dari penelitian PraxiSurvey IV bertajuk “Sentimen Publik Terhadap Kebijakan Hilirisasi Minerba di Indonesia Tahun 2024”.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan studi kasus kata kunci (keyword) hilirisasi yang berasal dari percakapan warganet pada platform Twitter (X), Facebook (Fanpage), Youtube, Instagram, dan TikTok selama rentang waktu 1 Januari – 30 Juni 2024.