BPS Catat Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,05 Persen, Rupiah Naik 11 Poin terhadap Dolar AS
EkonomiNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Ilustrasi rupiah. (freepik)

Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah ditutup ditutup menguat 11 poin atau 0,17 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan rupiah seiring pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,05 persen.

Dikutip data Bloomberg, rupiah menguat 11 poin atau 0,07 persen di level Rp16.189 per USD. Sedangkan data Yahoo Finance, rupiah juga menguat 14 poin atau 0,09 persen menjadi Rp16.180 per USD sore ini.

"Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2024 sebesar 5,05 persen secara tahunan (yoy)," kata Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (5/8/2024).

Ibrahim menuturkan angka ini lebih rendah dibandingkan kuartal kedua 2023, yang sebesar 5,17 Persen. Sementara, secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi RI tercatat 3,79 persen.

"Sedangkan, sepanjang semester pertama 2024 pertumbuhan ekonomi mencapai 5,08 persen," ujarnya.

Sebelumnya, pemerintah melalui kementerian keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi indonesia dikyartal kedua 2024 akan mencapai 5,0 persen secara tahunan(yoy).

"Pertumbuhan ekonomi tersebut didorong oleh terjaganya konsumsi rumah tangga dan investasi yang mulai meningkat," jelasnya.

Dikatakan Ibrahim, bila dilihat ke belakang, pertumbuhan ekonomi kuartal pertama pada 2019 sebesar 5,06 persen. Lalu anjlok pada 2020 menjadi 2,97 persen imbas pandemi. Kemudian pada 2021 turun lebih dalam menjadi 0,69 persen.

Namun, pada kuartal pertama 2022, ekonomi Tanah Air mulai bangkit dengan tumbuh 5,02 persen dan pada 2023 naik tipis dengan pertumbuhan 5,04 persen.

"Kemudian, pada kuartal I 2024 pertumbuhan ekonomi RI mencapai 5,11 persen," tuturnya.

Sementara itu, ekonomi Indonesia berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku (ADHB) tercatat sebesar Rp5.536,5 triliun. Sedangkan atas dasar harga konstan (ADHK) sebesar Rp3.231 triliun. Jika dilihat dari sumber pertumbuhan pada kuartal kedua 2024, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan terbesar.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga ditumpang oleh lapangan usaha konstruksi dengan sumber pertumbuhan 0,67 persen, perdagangan dengan sumber pertumbuhan 0,63 persen, serta informasi dan komunikasi dengan sumber pertumbuhan 0,5 persen.

Sedangkan dari luar negeri, Ibrahim menjelaskan indeks dolar AS tengah mengalami pelemahan siring dengan pembacaan ekonomi AS yang mengecewakan, terutama pada aktivitas manufaktur dan pasar tenaga kerja.

"Hal itu mendorong kekhawatiran ekonomi terbesar di dunia itu melambat lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya," tambahnya.

Menurutnya, prospek ekonomi yang lebih lemah juga membuat para pedagang memperkirakan potensi pemotongan suku bunga yang lebih dalam oleh Federal Reserve, yang baru-baru ini mengisyaratkan pemotongan suku bunga September mungkin terjadi.

Menurut CME Fedwatch, Bank sentral diperkirakan berpotensi memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada September dan dapat mengakhiri tahun dengan suku bunga turun sebesar 100 basis poin.

Ibrahim memperkirakan perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp16.140 - Rp16.210.