![](https://admin.tvrijakartanews.com/uploads/Whats_App_Image_2024_02_03_at_22_29_56_55becc8c73.jpeg)
Ilustrasi rupiah. (Tvrijakartanews/ John Abimanyu)
Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah ditutup menguat 24,50 poin atau 0,15 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan mata uang garuda karena kekhawatiran pasar jika Amerika Serikat (AS) akan jatuh dalam resesi.
Dikutip data Bloomberg, rupiah menguat 24,50 atau 0,15 persen berada di level Rp16.164 per dolar AS. Sedangkan data Yahoo Finance rupiah menguat 19 poin atau 0,12 persen di level Rp16.160 per dolar AS.
"Kinerja mata uang rupiah terdorong menguat imbas lemahnya kinerja mata uang dolar AS pasca munculnya kekhawatiran bahwa AS akan jatuh ke dalam resesi kembali terjadi menyusul lemahnya data ekonomi terbaru," kata Analis ICDX Taufan Dimas Hareva di Jakarta, Selasa (6/8/2024).
Amerika Serikat kini menghadapi ancaman resesi yang semakin menguat, dengan kekhawatiran pasar mengenai potensi pelonggaran kebijakan moneter oleh Federal Reserve (Fed) yang mungkin akan memperburuk kondisi ekonomi.
Sentimen pasar saat ini mencerminkan ketidakpastian mengenai apakah kebijakan Fed yang lebih longgar akan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi tanpa memicu kondisi "hard landing" yang parah.
Hard landing merujuk pada penurunan tajam dalam aktivitas ekonomi yang sering kali diikuti oleh resesi mendalam dan berkepanjangan, sebuah skenario yang saat ini menjadi kekhawatiran utama di kalangan pelaku pasar.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa tergelincir ke level Rp16.183 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.154 per dolar AS.