
Foto: reuters
Jakarta, tvrijakartanews - Suhu air di dalam dan sekitar Great Barrier Reef Australia telah meningkat ke titik terhangat dalam 400 tahun terakhir selama beberapa dekade akhir ini. Menurut penelitian yang diterbitkan pada Rabu 8 Agustus, peristiwa ini menempatkan terumbu karang terbesar di dunia dalam ancaman.
Dr. Benjamin Henley, ilmuwan dan penulis makalah dari Universitas Melbourne mengatakan kondisi ini tidak terlihat baik untuk terumbu karang karena toleransi pemutihan termal kemungkinan akan lebih sering terjadi dalam beberapa dekade mendatang dan dalam hal kemampuan karang untuk berevolusi dan beradaptasi,"
"Ove (Hoegh-Guldberg) akan berkomentar sebentar lagi, iklim akan terus menghangat hingga abad berikutnya dan kecuali kita mampu menstabilkannya pada 1,5 derajat atau lebih rendah dalam beberapa dekade mendatang, masa depan terumbu karang sudah pasti dalam bahaya," katanya.
Mirip dengan menghitung lingkaran pada pohon, sekelompok ilmuwan di berbagai universitas di Australia mengebor inti karang dan menganalisis sampelnya, yang memungkinkan mereka mengukur suhu laut musim panas sejak tahun 1618.
Dikombinasikan dengan data kapal dan satelit yang diperoleh sekitar seratus tahun yang lalu, hasilnya menunjukkan suhu lautan stabil selama ratusan tahun, tetapi mulai meningkat sejak tahun 1900 dan seterusnya akibat pengaruh manusia.
"Saya pikir kita perlu melihat semua terumbu karang dalam bahaya. Maksud saya, kita melihat peristiwa pemutihan global massal yang terjadi di seluruh planet dan itu menunjukkan bahwa semua terumbu karang dalam bahaya, jadi sains, kita perlu memverifikasi bahwa konteks jangka panjang di lokasi lain telah disebutkan, tetapi sains menunjukkan dengan sangat jelas bahwa terumbu karang dalam bahaya dan meningkatkan status itu, saya pikir tidak menyalahkan pemerintah tertentu, tetapi ini adalah seruan kepada dunia bahwa kita perlu mengurangi emisi kita dengan segera dan segera,” jelas Benjamin.
Titik data terakhir, dari Januari hingga Maret tahun ini, merupakan rekor tertinggi menurut para ilmuwan.